"Prioritas pembangunan di Jakarta lima tahun ke depan, tujuh prioritasnya ada di bidang pembangunan lingkungan hidup," kata Asep di Jakarta, Senin.
Asep menyebutkan, setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta memiliki tantangan besar dalam mengelola lingkungan hidup.
Baca juga: Senin, kualitas udara Jakarta urutan sepuluh besar terburuk di dunia
Terkait hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI telah mengumpulkan para pemangku kepentingan untuk merumuskan upaya antisipasi potensi penurunan kualitas udara pada Jumat (3/5).
Selain itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta organisasi masyarakat sipil hingga akademisi.
Baca juga: Transportasi publik bertenaga listrik dinilai mampu kurangi macet dan polusi
Adapun Kualitas udara di Jakarta pada Senin siang ini tidak sehat bagi kelompok sensitif dan menduduki urutan lima besar sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 11.50 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-5 dengan angka 138 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 50,8 mikrogram per meter kubik.
Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.