Jakarta (ANTARA News) - Sepanjang jalur kereta antara Serpong-Tanah Abang, terdapat sedikitnya empat perlintasan kereta liar seperti di Stasiun Rawa Buntu, Ciater, Bintaro Permai dan menjelang Stasiun Kebayoran Lama.

"Itu semua perlintasan liar. Perlintasan resmi ada palang pintunya, ada penjaganya yang merupakan petugas PT KAI (Kereta Api Indonesia)," kata Wakil Kepala Stasiun Rawa Buntu, Heri Yandi kepada ANTARA News di stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Rabu.

Heri mengatakan, perlintasan liar di stasiun Rawa Buntu sudah mau ditutup oleh PT Kereta Api Indonesia.
"Tapi warga setempat menolak karena warga ingin ada akses jalan," katanya.

Atas penolakan warga tersebut, Kepala Stasiun Rawa Buntu bersama dengan pimpinan PT KAI melakukan pertemuan dengan warga dan kepala desa. Bahkan, PT KAI juga mengundang Dinas Perhubungan Tangerang Selatan untuk menyelesaikan masalah.

"Tapi sampai hari ini, belum ada tindakan dari Dishub Tangsel. Tapi kami tetap melakukan koordinasi dengan warga setempat guna mengantisipasi terjadinya tabrakan," kata Heri.

Ia mencontohkan, koordinasi dengan warga setempat misalnya dengan meminta bantuan warga untuk menjaga perlintasan.

"Begitu sebaliknya, dari pihak kami, menempatkan petugas di perlintasan tersebut," katanya.