Dinkes Cianjur tambah stok obat di lokasi TDB pergerakan tanah
5 Mei 2024 18:11 WIB
Pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, masih terjadi meski skala kecil, namun hingga saat ini ratusan orang mengungsi. ANTARA/Ahmad Fikri.
Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menambah stok obat untuk warga yang mengungsi selama Tanggap Darurat Bencana (TDB) pergerakan tanah di Desa Jatisari, karena banyak pengungsi mengeluhkan sakit sejak beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Minggu, mengatakan sebagian besar warga mengeluhkan batuk, demam dan gangguan pernafasan, setiap harinya posko kesehatan melayani sedikitnya 30 orang pasien mulai dari balita hingga lansia.
"Kami sudah kirim pasokan obat sesuai permintaan, karena sejak dua hari terakhir banyak warga pengungsi yang mengeluhkan sakit, sehingga stok obat menipis," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur dirikan dua pos pantau di lokasi pergerakan tanah
Sampai tanggal 12 Mei, pihaknya menyiagakan tim kesehatan beranggotakan tenaga kesehatan dan dokter guna memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang mengungsi akibat pergerakan tanah, termasuk memberikan vitamin dan makanan tambahan untuk bayi dan balita.
Bahkan, pihaknya mengirim petugas dan tenaga dokter ketika tim di lapangan membutuhkan bantuan karena banyaknya warga yang harus dilayani."Kita siagakan sekitar 15 orang petugas dan 5 orang dokter untuk membantu pelayanan," katanya.
Sementara Koordinator Lapangan TDB pergerakan tanah Bojongpicung Herman mengatakan hingga saat ini pergerakan tanah masih terjadi meski skalanya kecil tidak seperti beberapa hari sebelumnya, namun pihaknya tetap menyiagakan 10 orang relawan untuk melakukan pendataan.
"Setiap hari hasil pendataan kami laporkan kembali ke BPBD dan Pemkab Cianjur, termasuk memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi serta mengawasi sejumlah warga yang memilih bertahan di rumahnya meski lokasinya terancam," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur tetapkan tanggap darurat pergerakan tanah 14 hari
Baca juga: Pemkab Cianjur siagakan tenaga kesehatan di lokasi pergerakan tanah
Herman menjelaskan sejumlah kepala keluarga memilih bertahan di rumahnya karena berbagai alasan, termasuk tidak ada sanak saudara yang dekat untuk mengungsi, sehingga pengawasan dan pemantauan dilakukan, termasuk mengevakuasi mereka untuk sementara ketika hujan lebat.
"Hingga saat ini sekitar 50 orang petugas dan relawan masih memberikan pelayanan bagi warga, termasuk yang tidak mengungsi, harapan kami selama dan sampai selesai masa TDB tidak ada pergerakan tanah yang cukup besar agar warga dapat kembali ke rumahnya," kata Herman.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal di Cianjur, Minggu, mengatakan sebagian besar warga mengeluhkan batuk, demam dan gangguan pernafasan, setiap harinya posko kesehatan melayani sedikitnya 30 orang pasien mulai dari balita hingga lansia.
"Kami sudah kirim pasokan obat sesuai permintaan, karena sejak dua hari terakhir banyak warga pengungsi yang mengeluhkan sakit, sehingga stok obat menipis," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur dirikan dua pos pantau di lokasi pergerakan tanah
Sampai tanggal 12 Mei, pihaknya menyiagakan tim kesehatan beranggotakan tenaga kesehatan dan dokter guna memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang mengungsi akibat pergerakan tanah, termasuk memberikan vitamin dan makanan tambahan untuk bayi dan balita.
Bahkan, pihaknya mengirim petugas dan tenaga dokter ketika tim di lapangan membutuhkan bantuan karena banyaknya warga yang harus dilayani."Kita siagakan sekitar 15 orang petugas dan 5 orang dokter untuk membantu pelayanan," katanya.
Sementara Koordinator Lapangan TDB pergerakan tanah Bojongpicung Herman mengatakan hingga saat ini pergerakan tanah masih terjadi meski skalanya kecil tidak seperti beberapa hari sebelumnya, namun pihaknya tetap menyiagakan 10 orang relawan untuk melakukan pendataan.
"Setiap hari hasil pendataan kami laporkan kembali ke BPBD dan Pemkab Cianjur, termasuk memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi serta mengawasi sejumlah warga yang memilih bertahan di rumahnya meski lokasinya terancam," katanya.
Baca juga: BPBD Cianjur tetapkan tanggap darurat pergerakan tanah 14 hari
Baca juga: Pemkab Cianjur siagakan tenaga kesehatan di lokasi pergerakan tanah
Herman menjelaskan sejumlah kepala keluarga memilih bertahan di rumahnya karena berbagai alasan, termasuk tidak ada sanak saudara yang dekat untuk mengungsi, sehingga pengawasan dan pemantauan dilakukan, termasuk mengevakuasi mereka untuk sementara ketika hujan lebat.
"Hingga saat ini sekitar 50 orang petugas dan relawan masih memberikan pelayanan bagi warga, termasuk yang tidak mengungsi, harapan kami selama dan sampai selesai masa TDB tidak ada pergerakan tanah yang cukup besar agar warga dapat kembali ke rumahnya," kata Herman.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: