Jakarta (ANTARA News) - Pasca kecelakaan kereta KRL dengan truk tangki BBM, di Btaro, Jakartas, Selatan Senin (9/12), tak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka, luka, tapi juga berakibat kepada Minarti dan Ferdy.
Betapa tidak, Minarti yang sehari-hari menjual nasi uduk di Stasiun Sudimara, Tangerang Selatan dengan segala lauk pauknya, seperti semur tahu, tempe, bihun kehilangan pelanggannya sesudah peristiwa yang menewaskan 7 orang dan puluhan luka-luka itu yang selalu mampir untuk sarapan pagi.
"Belum ada yang beli. Biasanya jam 08.00 WIB sudah habis nasi uduknya dan diganti dengan nasi biasa. Hari ini yang beli cuma petugas stasiun," kata Minarti sambil memandang dagangannya kepada ANTARA News, di stasiun Sudimara, Selasa.
Ia menyebutkan, setiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu, 10 liter beras untuk nasi uduk dan nasi biasa tidak cukup untuk memenuhi pesanan pelanggannya. Harganyapun untuk nasi uduk lengkap dengan semur tahu, bihun dan tempe hanya Rp8000.
"Sejak tahu ada kecelakaan kereta siangnya, terus sorenya stasiun sepi, saya hanya masak 5 liter saja. Buktinya, pagi ini kereta gak jalan, pelanggan yang selalu mampir gak ada. Mas lihat sendiri, masih banyak nasinya, lauknya," kata ibu beranak tiga itu sembari menunjuk dagangannya.
Hal yang sama juga dialami oleh Ferdy (28 tahun). Pria ini adalah seorang tukang ojek yang mangkal di stasiun Sudimara.
"Belum narik pagi ini sama sekali," tutur Ferdy. Ferdy menimpali, biasanya, hingga jam 08.00 WIB, dirinya sudah empat kali bolak balik mengantarkan tamu-tamu, baik yang akan berangkat kerja maupun yang baru pulang kerja malam.
Sedangkan sore, bisa delapan kali "Mudah-mudahan, hanya hari ini saja. Semoga kereta sudah bisa normal secepatnya. Tekor juga bang," ungkap Ferdy.
Andi, tukang parkir motor yang ada di sejumlah stasiun Sudimara juga merasakan dampak kecelakaan KRL yang terjadi Senin (9/12) siang. "Hari ini parkiran motor dan mobil sepi bang," kata Andi yang seraya menyeruput kopinya.(*)
KRL tabrakan, pedagang dan tukang ojek sengsara
11 Desember 2013 01:38 WIB
ilustrasi ()
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: