Ratusan warga terdampak banjir dipicu hujan tinggi di Subulussalam
4 Mei 2024 18:55 WIB
Banjir yang merendam rumah warga di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Subulusalam, Aceh, Sabtu (4/5/2024). (ANTARA/HO-BPBD Subulussalam)
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 210 jiwa warga di Kota Subulussalam terdampak banjir dengan ketinggian air hingga 50 centimeter karena dipicu curah hujan tinggi.
“Kondisi terakhir air masih menggenangi rumah warga,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan bencana banjir di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam itu mulai terjadi pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 01:00 WIB.
Menurut dia, peristiwa banjir dengan ketinggian air mulai 20-50 centimeter itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di wilayah Kota Subulussalam.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Serang tak kunjung surut
Dampaknya membuat rumah warga di Desa Namo Buaya terendam, dengan korban terdampak sebanyak 210 jiwa dalam 50 kepala keluarga (KK) dan tidak ada laporan korban jiwa.
BPBD Subulussalam telah menyiagakan tim reaksi cepat tetap berada di lokasi banjir untuk memantau ketinggian banjir, sekaligus berkoordinasi dengan pihak perangkat gampong dan instansi terkait.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Putri Rizki Afriza menyebut dalam beberapa hari ke depan, warga wilayah barat selatan Aceh diminta agar tetap mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya yang dipicu hujan intensitas tinggi.
“Waspada untuk masyarakat di wilayah barat selatan Aceh karena masih dapat terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat petir dan juga angin kencang yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor,” katanya.
Baca juga: BMKG IV Makassar imbau masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi
Ia menjelaskan potensi curah hujan ini dipicu aktifnya beberapa fenomena cuaca di wilayah Indonesia bagian barat seperti MJO fase tiga, gelombang kelvin, shearline dan konvergensi, serta hangat suhu permukaan laut di wilayah Samudera Hindia Bagian Barat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Aceh.
Beberapa daerah dengan potensi hujan hingga lebat itu yakni Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Pidie.
“Waspada potensi bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus - menerus maupun dengan durasi lama,” ujarnya.
Baca juga: BNPB sebut 2.957 warga Soppeng terdampak bencana banjir di Sulsel
“Kondisi terakhir air masih menggenangi rumah warga,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menjelaskan bencana banjir di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam itu mulai terjadi pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 01:00 WIB.
Menurut dia, peristiwa banjir dengan ketinggian air mulai 20-50 centimeter itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang di wilayah Kota Subulussalam.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Serang tak kunjung surut
Dampaknya membuat rumah warga di Desa Namo Buaya terendam, dengan korban terdampak sebanyak 210 jiwa dalam 50 kepala keluarga (KK) dan tidak ada laporan korban jiwa.
BPBD Subulussalam telah menyiagakan tim reaksi cepat tetap berada di lokasi banjir untuk memantau ketinggian banjir, sekaligus berkoordinasi dengan pihak perangkat gampong dan instansi terkait.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Putri Rizki Afriza menyebut dalam beberapa hari ke depan, warga wilayah barat selatan Aceh diminta agar tetap mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya yang dipicu hujan intensitas tinggi.
“Waspada untuk masyarakat di wilayah barat selatan Aceh karena masih dapat terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat petir dan juga angin kencang yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor,” katanya.
Baca juga: BMKG IV Makassar imbau masyarakat waspadai bencana hidrometeorologi
Ia menjelaskan potensi curah hujan ini dipicu aktifnya beberapa fenomena cuaca di wilayah Indonesia bagian barat seperti MJO fase tiga, gelombang kelvin, shearline dan konvergensi, serta hangat suhu permukaan laut di wilayah Samudera Hindia Bagian Barat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Aceh.
Beberapa daerah dengan potensi hujan hingga lebat itu yakni Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Jaya, Aceh Barat, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Pidie.
“Waspada potensi bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus - menerus maupun dengan durasi lama,” ujarnya.
Baca juga: BNPB sebut 2.957 warga Soppeng terdampak bencana banjir di Sulsel
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: