Tumpukan karangan bunga menghiasi halaman rumah Mandela
10 Desember 2013 08:40 WIB
Kombinasi foto menunjukkan sejumlah pesar dan hadiah yang diberikan warga di depan rumah Nelson Mandela di Johannesburg, Minggu (8/12). Pahlawan anti apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela wafat pada usia 95 di Johannesburg pada 5 Desember lalu akibat infeksi paru berkepanjangan. (REUTERS/Kai Pfaffenbach)
Johannesburg (ANTARA News) - Empat hari setelah meninggalnya mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, ratusan orang yang mengunjungi rumahnya di Johannesburg telah meninggalkan karangan bunga, kartu belasungkawa, balon dan lilin yang menyala, yang membentuk tembok warna-warni.
Semua bunga cinta yang dikirim oleh orang dari berbagai suku, bermacam kewarganegaraan dan dari dalam serta luar Afrika Selatan, untuk memperlihatkan penghargaan mereka bagi orang yang sangat mereka cintai.
Bunga yang berwarna hijau, kuning, merah dan putih mendominasi tembok tersebut, sementara bunga warna ungu, jingga dan biru juga tak mau ketinggalan. Semua bunga itu terdiri atas bunga asli dan tiruan, dalam bentuk bunga satuan atau karangan bunga.
Balon dengan bermacam warna, yang juga diberikan oleh orang yang datang, telah memberi nuansa seperti pelangi di antara tumpukan bunga.
Juga ada ratusan kartu ucapan belasungkawa dengan pesan berupa pujian buat Mandela, yang meninggal pada 5 Desember, setelah selama berbulan-bulan berjuang melawan infeksi paru-parunya yang kambuh lagi, demikian laporan Xinhua.
Satu pesan dari orang yang bernama Alessio berisi pesan, "Anda takkan pernah dilupakan." Dhama Naidoo dan keluarganya memilih untuk menuliskan, "Terima kasih atas pekerjaan yang dikerjakan dengan baik."
Satu kaus berwarna kuning yang tergantung di atas tumpukan bunga bertuliskan pesan "terima kasih karena membuat Afrika Selatan jadi tempat yang lebih baik".
Ratusan lilin yang berwarna-warni dan bermacam bentuk terus menyala di samping tumpukan bunga meskipun udara berangin dan hujan turun beberapa kali. Orang yang membawa lilin itu mengatakan semua itu adalah lambang perdamaian, dan menyoroti cahaya yang mereka saksikan dalam kehidupan Nelson Mandela.
Semua bunga cinta yang dikirim oleh orang dari berbagai suku, bermacam kewarganegaraan dan dari dalam serta luar Afrika Selatan, untuk memperlihatkan penghargaan mereka bagi orang yang sangat mereka cintai.
Bunga yang berwarna hijau, kuning, merah dan putih mendominasi tembok tersebut, sementara bunga warna ungu, jingga dan biru juga tak mau ketinggalan. Semua bunga itu terdiri atas bunga asli dan tiruan, dalam bentuk bunga satuan atau karangan bunga.
Balon dengan bermacam warna, yang juga diberikan oleh orang yang datang, telah memberi nuansa seperti pelangi di antara tumpukan bunga.
Juga ada ratusan kartu ucapan belasungkawa dengan pesan berupa pujian buat Mandela, yang meninggal pada 5 Desember, setelah selama berbulan-bulan berjuang melawan infeksi paru-parunya yang kambuh lagi, demikian laporan Xinhua.
Satu pesan dari orang yang bernama Alessio berisi pesan, "Anda takkan pernah dilupakan." Dhama Naidoo dan keluarganya memilih untuk menuliskan, "Terima kasih atas pekerjaan yang dikerjakan dengan baik."
Satu kaus berwarna kuning yang tergantung di atas tumpukan bunga bertuliskan pesan "terima kasih karena membuat Afrika Selatan jadi tempat yang lebih baik".
Ratusan lilin yang berwarna-warni dan bermacam bentuk terus menyala di samping tumpukan bunga meskipun udara berangin dan hujan turun beberapa kali. Orang yang membawa lilin itu mengatakan semua itu adalah lambang perdamaian, dan menyoroti cahaya yang mereka saksikan dalam kehidupan Nelson Mandela.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: