PT KAI janji malam ini selesai
9 Desember 2013 21:24 WIB
KRL tujuan Stasiun Tanah Abang menabrak truk tangki bahan bakar minyak bermuatan 24.000 liter premium di perlintasan kereta api Bintaro (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Aset PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmono berjanji segera melancarkan kembali perjalanan kereta api setelah kecelakaan melibatkan KRL commuter line dengan sebuah mobil tangki Pertamina terjadi di daerah perbatasan Jakarta dan Tangerang Selatan di Bintaro.
"Diupayakan malam ini selesai sehingga besok sudah lancar. Saat ini (sarana perbaikan) sedang dikerahkan ke lokasi supaya pembersihan bisa segera selesai," kata Edi Sukmono di Jakarta, Senin.
Edi mengatakan penyebab kecelakaan itu masih diselidiki polisi, namun ia mengatakan kereta berjalan di atas rel.
Menurut Edi, kereta api dan kereta rel listrik tidak seperti mobil yang bisa mengerem mendadak. Kereta, sambung dia, baru bisa berhenti sempurna setelah mengerem sejak dari jarak 600 meter.
"Saat itu semua sudah terkoordinasikan. Karena itu perlu diselidiki apa penyebab kecelakaan itu," ujarnya.
Namun Edi mengakui perlintasan sebidang memang perlu dievaluasi karena di beberapa negara maju model perlintasan seperti itu sudah tidak ada lagi sehingga kecelakaan kereta bisa diminimalkan.
"Di kota-kota besar seharusnya sudah tidak ada perlintasan sebidang. Seharusnya dibuat fly over atau underpass. Saat ini kita semua sedang berupaya mewujudkan itu," tuturnya.
"Diupayakan malam ini selesai sehingga besok sudah lancar. Saat ini (sarana perbaikan) sedang dikerahkan ke lokasi supaya pembersihan bisa segera selesai," kata Edi Sukmono di Jakarta, Senin.
Edi mengatakan penyebab kecelakaan itu masih diselidiki polisi, namun ia mengatakan kereta berjalan di atas rel.
Menurut Edi, kereta api dan kereta rel listrik tidak seperti mobil yang bisa mengerem mendadak. Kereta, sambung dia, baru bisa berhenti sempurna setelah mengerem sejak dari jarak 600 meter.
"Saat itu semua sudah terkoordinasikan. Karena itu perlu diselidiki apa penyebab kecelakaan itu," ujarnya.
Namun Edi mengakui perlintasan sebidang memang perlu dievaluasi karena di beberapa negara maju model perlintasan seperti itu sudah tidak ada lagi sehingga kecelakaan kereta bisa diminimalkan.
"Di kota-kota besar seharusnya sudah tidak ada perlintasan sebidang. Seharusnya dibuat fly over atau underpass. Saat ini kita semua sedang berupaya mewujudkan itu," tuturnya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013
Tags: