Pemerintah segera bangun rel KA layang Kualanamu
9 Desember 2013 19:10 WIB
Dirut PT Railink MN Fadhila secara simbolis menyiramkan air bunga ke lokomotif kereta rel diesel elektrik (KRDE) tujuan Medan - Bandara Kualanamu, ketika peluncuran kereta itu di Medan, Sumut, Rabu (4/9). Kereta berkapasitas 172 tempat duduk buatan Woojin Korea Selatan tersebut dipesan PT Railink untuk transportasi penumpang ke Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, dengan tiket Rp80.000, per penumpang. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi) ()
Medan (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan anggaran Rp3,8 triliun untuk membangun rel kereta api layang, jalur ganda dan peningkatan ruas jalan kereta api dari dan menuju Bandara Kualanamu, Sumatera Utara untuk mendukung kelancaran transportasi sekaligus menekan kemacetan.
"Anggaran itu pada tahun depan dengan rencana proyek juga mulai tahun tersebut (2014). Proyek itu selesai dua atau tiga tahun, tetapi Pemerintah berharap bisa rampung dua tahun," kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono di Medan, Senin.
Dia mengatakan itu usai meninjau kereta api buatan Korea atau Airport Railink Service (ARS) di Stasiun Railink Medan bersama Dirut PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan dan Dirut Railink M.N Fadhila beserta sejumlah pejabat lainnya dari Kementerian Perhubungan, KAI dan Railink.
Dia menegaskan, jalur layang bukan hanya bisa memperlancar lalu lintas kereta api sehingga penumpang semakin nyaman, tetapi juga menekan kemacetan dan kecelakaan di perlintasan kereta api yang cukup banyak di beberapa daerah.
Menurut Bambang, untuk di wilayah Kota Medan rencananya ada sembilan perlintasan yang dibuat jalur rel melayang dan termasuk ganda.
Pengerjaan proyek itu akan bertahap, dimana untuk Aras Kabu-Bandar Khalifah sepanjang 15 km akan dimulai 2014 dan Bandar Khalifah-Medan sepanjang 9 kilometer dan Aras Kabu-Bandara Kualanamu 4,8 km mulai 2015.
Deputi Vice President PT KAI Regional I Sumut-Aceh, Saridal, menyebutkan, pada rute Medan-Kualanamu, ada 12 lintasan di luar Kota Medan dan 11 lintasan di dalam Kota Medan.
Dia mengakui, untuk kepentingan proyek itu tentunya akan ada penertiban di areal milik KAI yang digunakan masyarakat tanpa izin.
"KAI akan mensosialisasikan proyek itu sebelumnya. Pembangunan jalur kereta api itu tujuannya untuk kepentingan masyarakat luas dimana moda kereta api menjadi salah satu pilihan," katanya. (E016/B012)
"Anggaran itu pada tahun depan dengan rencana proyek juga mulai tahun tersebut (2014). Proyek itu selesai dua atau tiga tahun, tetapi Pemerintah berharap bisa rampung dua tahun," kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono di Medan, Senin.
Dia mengatakan itu usai meninjau kereta api buatan Korea atau Airport Railink Service (ARS) di Stasiun Railink Medan bersama Dirut PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan dan Dirut Railink M.N Fadhila beserta sejumlah pejabat lainnya dari Kementerian Perhubungan, KAI dan Railink.
Dia menegaskan, jalur layang bukan hanya bisa memperlancar lalu lintas kereta api sehingga penumpang semakin nyaman, tetapi juga menekan kemacetan dan kecelakaan di perlintasan kereta api yang cukup banyak di beberapa daerah.
Menurut Bambang, untuk di wilayah Kota Medan rencananya ada sembilan perlintasan yang dibuat jalur rel melayang dan termasuk ganda.
Pengerjaan proyek itu akan bertahap, dimana untuk Aras Kabu-Bandar Khalifah sepanjang 15 km akan dimulai 2014 dan Bandar Khalifah-Medan sepanjang 9 kilometer dan Aras Kabu-Bandara Kualanamu 4,8 km mulai 2015.
Deputi Vice President PT KAI Regional I Sumut-Aceh, Saridal, menyebutkan, pada rute Medan-Kualanamu, ada 12 lintasan di luar Kota Medan dan 11 lintasan di dalam Kota Medan.
Dia mengakui, untuk kepentingan proyek itu tentunya akan ada penertiban di areal milik KAI yang digunakan masyarakat tanpa izin.
"KAI akan mensosialisasikan proyek itu sebelumnya. Pembangunan jalur kereta api itu tujuannya untuk kepentingan masyarakat luas dimana moda kereta api menjadi salah satu pilihan," katanya. (E016/B012)
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: