Bengkulu (ANTARA News) - Dua jenis bunga langka Rafflesia arnoldii dan Amorphopalus titanum akan mekar serempak di kawasan hutan lindung Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu.
"Diperkirakan mekar dalam satu bulan ke depan, jadi bagi masyarakat yang ingin melihat keunikan bunga Rafflesia dan bunga bangkai bisa datang ke Kepahiang," kata Koordinator Kelompok Peduli Puspa Langka Tebatmonok, Holidin di Kepahiang, Minggu.
Bunga bangkai atau Amorphopalus titanum mekar di lahan penangkaran milik Holidin yang lokasinya berbatasan dengan Hutan Lindung Bukit Daun.
Di lahan seluas tiga hektare itu, Holidin sudah menangkar enam jenis bunga bangkai.
Selain Amorphopalus titanum, jenis bunga bangkai lain yang ditangkar yakni Amorphopalus gigas, Amorphopalus variabilis, Amorphopalus muelleri, Amorphopalus paeonifolius dan Amorphopalus mantahet.
"Saat ini ada jenis muelleri yang mekar, ada dua kuntum, satu sudah membusuk dan satu kuntum sedang mekar sempurna," tambahnya.
Holidin menambahkan, dari enam jenis bunga bangkai yang ditangkarnya, dua jenis yakni titanum dan gigas yang paling jarang memunculkan bunga. Sehingga satu bunga jenis titanum yang diperkirakan mekar dalam satu bulan ke depan itu menjadi kesempatan yang langka untuk menyaksikan bunganya.
"Sekarang sudah muncul kuncup bunga sepanjang 20 sentimeter, masih butuh satu bulan lebih hingga mekar sempurna dengan tinggi lebih dua meter," katanya menerangkan.
Sementara satu bunga Rafflesia yang berada di habitatnya Hutan Lindung Bukit Daun juga diperkirakan mekar dalam satu bulan ke depan.
Kelompok Peduli Puspa Langka Tebatmonok dalam beberapa tahun terakhir rutin memantau habitat bunga langka di hutan lindung itu.
"Ada satu bonggol yang sudah besar dan kami perkirakan mekar satu bulan ke depan," tambahnya.
Lokasi penangkaran bunga bangkai milik kelompok tersebut dengan habitat bunga Rafflesia berjarak tiga kilometer.
Bunga Bangkai dan Rafflesia akan mekar serempak
8 Desember 2013 12:59 WIB
Rafflesia Arnoldi. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: