Dinkes DKI sebut vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan
2 Mei 2024 16:06 WIB
Tangkapan layar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Budi Setiawan dalam seminar daring yang digelar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka peringatan Pekan Imunisasi Dunia, Kamis (2/5/2024). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Budi Setiawan menyebut vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan atau belum masuk ke dalam kebijakan imunisasi program baik dari pemerintah provinsi maupun pusat.
"Bisa didapat di beberapa rumah sakit swasta. Namun tetap menjadi imunisasi pilihan yang belum difasilitasi tentang penganggaran dari Pemerintah," ujar dia dalam seminar daring yang digelar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka peringatan Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Kamis.
Menurut Budi vaksin ini dapat diberikan pada mereka yang berusia 6-45 tahun baik yang belum pernah terkena demam berdarah dengue (DBD) maupun sudah pernah mengalaminya.
"Ada rentang usia yang dianggap efektif karena sudah ada uji dari segi keamanan vaksin dan efektivitas pemberian vaksin. Dua dosis, jarak antara dosis pertama dan kedua yakni tiga bulan," kata dia.
Sementara itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merujuk studi jangka panjang selama 4,5 tahun setelah vaksinasi menyatakan vaksin dengue dapat mencegah keparahan dan tingkat rawat inap hingga 84 persen serta perlindungan secara keseluruhan terhadap demam berdarah dengan gejala hingga 61 persen.
Namun, vaksin dengue memiliki kontraindikasi pada wanita hamil, menyusui, dan kelompok dengan imunodefisiensi yakni kondisi ketika tubuh tidak bisa melawan infeksi dan penyakit seperti HIV yang terbukti dengan adanya gangguan imun, imunodefisiensi bawaan atau yang didapat seperti penggunaan steroid dosis tinggi dan imunoterapi.
Adapun terkait data kasus DBD khususnya di Jakarta, Dinas Kesehatan DKI menyatakan hingga 16 April 2024, sebanyak 3.875 kasus dengan rincian pada Januari sebanyak 310 kasus, Februari (767), Maret (2.163) dan April sebanyak 635 kasus.
Lalu, demi mencegah merebaknya kasus, Dinkes berupaya melakukan sejumlah cara salah satunya dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni dengan cara mengidentifikasi tempat-tempat penampungan air.
Lalu, membuat daftar tempat-tempat penampungan air yang sudah diidentifikasi, melakukan 3M Plus minimal satu minggu sekali, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang.
Baca juga: Faktor cuaca dan kelembapan udara, warga Jakbar diminta waspadai DBD
Baca juga: Membasmi jentik untuk singkirkan penyakit
Baca juga: Jakarta Utara gencarkan aksi cegah demam berdarah dengue
"Bisa didapat di beberapa rumah sakit swasta. Namun tetap menjadi imunisasi pilihan yang belum difasilitasi tentang penganggaran dari Pemerintah," ujar dia dalam seminar daring yang digelar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Provinsi DKI Jakarta dalam rangka peringatan Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Kamis.
Menurut Budi vaksin ini dapat diberikan pada mereka yang berusia 6-45 tahun baik yang belum pernah terkena demam berdarah dengue (DBD) maupun sudah pernah mengalaminya.
"Ada rentang usia yang dianggap efektif karena sudah ada uji dari segi keamanan vaksin dan efektivitas pemberian vaksin. Dua dosis, jarak antara dosis pertama dan kedua yakni tiga bulan," kata dia.
Sementara itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merujuk studi jangka panjang selama 4,5 tahun setelah vaksinasi menyatakan vaksin dengue dapat mencegah keparahan dan tingkat rawat inap hingga 84 persen serta perlindungan secara keseluruhan terhadap demam berdarah dengan gejala hingga 61 persen.
Namun, vaksin dengue memiliki kontraindikasi pada wanita hamil, menyusui, dan kelompok dengan imunodefisiensi yakni kondisi ketika tubuh tidak bisa melawan infeksi dan penyakit seperti HIV yang terbukti dengan adanya gangguan imun, imunodefisiensi bawaan atau yang didapat seperti penggunaan steroid dosis tinggi dan imunoterapi.
Adapun terkait data kasus DBD khususnya di Jakarta, Dinas Kesehatan DKI menyatakan hingga 16 April 2024, sebanyak 3.875 kasus dengan rincian pada Januari sebanyak 310 kasus, Februari (767), Maret (2.163) dan April sebanyak 635 kasus.
Lalu, demi mencegah merebaknya kasus, Dinkes berupaya melakukan sejumlah cara salah satunya dengan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni dengan cara mengidentifikasi tempat-tempat penampungan air.
Lalu, membuat daftar tempat-tempat penampungan air yang sudah diidentifikasi, melakukan 3M Plus minimal satu minggu sekali, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang.
Baca juga: Faktor cuaca dan kelembapan udara, warga Jakbar diminta waspadai DBD
Baca juga: Membasmi jentik untuk singkirkan penyakit
Baca juga: Jakarta Utara gencarkan aksi cegah demam berdarah dengue
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: