Sidoarjo (ANTARA News) - PT Jasa Marga dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menginginkan, agar tanggul penahan luapan lumpur dari proyek garapan PT Lapindo Brantas Inc. yang melindungi jalan tol dan rel KA diperkuat sekaligus ditinggikan. Direktur PT KAI, Ronny Wahyudi, saat memaparkan langkah-langkah strategis yang dilakukan instansinya di hadapan Menteri Pekerjaan Umum, Ir Djoko Kirmanto, di Sidoarjo, Sabtu, mengatakan bahwa pihaknya akan meninggikan jalur rel KA rata-rata 25 cm sepanjang sekira satu kilometer dengan perkiraan biaya Rp418,693 juta. "Biaya ini akan dimintakan kepada Lapindo Brantas Inc. Kami juga akan memohon untuk melakukan penanggulangan secara permanen dengan memperkuat tanggul," katanya. Hal itu, menurut dia, lntaran hingga saat ini lumpur yang menyembur sebanyak 50.000 meter kubik per hari sejak 29 Mei 2006 belum bisa dihentikan oleh Tim I dari PT Lapindo Brantas Inc. dan BP Migas, apalagi awal November mendatang diperkirakan musim hujan tiba. PT KAI juga menunggu keputusan pemerintah dalam hal penanggulangan luapan lumpur dari Menhub dan Gubernur Jatim, yakni untuk menghidupkan kembali jalur KA antara Bangil-Mojokerto dan Sidoarjo-Tarik dalam upaya mendukung peningkatan prasarana angkutan KA di kawasan Gresik-Jombang-Kertosono-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertasusila) dan jalur KA alternatif. Selain itu, ia mengemukakan pula, untuk memantapkan tanggul dan meninggikan jalur KA dengan elevasi topografi tertinggi, serta bebas dari pengaruh luapan lumpur. "Sebelum terjadi luapan lumpur ini, penumpang rata-rata yang melewati jalur KA Porong ini sebanyak 15.100 orang per hari, dan setelah terjadi luapan lumpur terjadi peningkatan rata-rata 20 persen atau sekitar 18.120 orang per hari," katanya. Untuk mendukung kelancaran sarana angkutan KA, ia menegaskan, pihaknya menjalankan dua KA tambahan pada koridor Surabaya-Malang-Blitar. Selain itu, memaksimalkan rangkaian KA reguler sesuai daya tarik lokomotif. Untuk jalur Surabaya-Jember, jelasnya, diupayakan memperpanjang atau memaksimalkan rangkaian sesuai daya tarik lokomotif. Jumlah kereta api yang melewati lokasi/lintas tersebut sejumlah 44 KA yang terdiri dari, Surabaya-Malang (10 KA kelas ekonomi, empat KA eksekutif/bisnis, dua KA BBM), Surabaya-Jember (empat KA kelas ekonomi, enam KA eksekutif/bisnis, dua KA barang) dan Surabaya-Sidoarjo (14 KA KRD). "Untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan, akan disiapkan lok Jengki tipe BB 300 sebanyak dua unit untuk mengantisipasi genangan air melebihi 10 cm diatas kop rel," katanya. Sementara itu, Direktur PT Jasa Marga, Frans S. Sunito, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pemantauan elevasi lumpur selama 24 jam bersama petugas kepolisian wilayah, Kodim, Brimob di Posko km 37.750 dan km 39.600 jalur tol Surabaya-Gempol. "Petugas posko diberi kewenangan untuk melakukan penutupan jalan tol apabila dari hasil pemantauan disimpulkan, bahwa genangan lumpur berpotensi mengakibatkan jebolnya tanggul yang dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan," katanya. Sejak 20 Agustus 2006 lalu, PT Jasa Marga melakukan peninggian badan jalan tol tahap kedua setinggi 2,6 meter sepanjang 1,2 km mulai dilaksanakan pada jalur arah Gempol dan arah ke Surabaya secara bergantian. "Peninggian badan jalan tahap dua diharapkan dapat diselesaikan seluruhnya dalam waktu 21 hari kalender atau 10 September 2006," katanya. Frans menambahkan, pihaknya juga akan menyiapkan alternatif penanganan jangka panjang, jika penanganan luapan lumpur berkepanjangan, yakni alternatif satu dengan membangun konstruksi jalan layang (elevated construction) dengan perkiraan biaya Rp270 miliar dan waktu pengerjaan sekira delapan hingga sembilan bulan. Alternatif kedua adalah pembuatan jalan tol baru dan melakukan pemindahan rute jalan tol dengan perkiraan biaya Rp237,5 miliar, demikian Frans. (*)