WHO: Invasi Israel ke Rafah bisa jadi bencana kemanusiaan
1 Mei 2024 23:55 WIB
Arsip foto - Seorang bocah berduka atas kematian kerabatnya di sebuah rumah sakit di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina (1/4/2024). ANTARA/Xinhua/Khaled Omar/pri.
Washington (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa mengatakan dia prihatin dengan rencana invasi darat Israel ke Kota Rafah di Gaza selatan yang dihuni lebih dari 1 juta warga Palestina yang berlindung dari perang Israel-Hamas.
“Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu,” kata Tedros di platform media sosial X.
“Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," katanya, menambahkan.
Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah akan menyerang Rafah, meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana “dengan atau tanpa perjanjian”.
Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.
Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Temui Netanyahu, AS tegaskan penentangan atas serangan Israel di Rafah
Baca juga: PM Israel bersumpah akan lancarkan serangan darat ke Rafah
“Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu,” kata Tedros di platform media sosial X.
“Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," katanya, menambahkan.
Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa bersumpah akan menyerang Rafah, meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana “dengan atau tanpa perjanjian”.
Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.
Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Temui Netanyahu, AS tegaskan penentangan atas serangan Israel di Rafah
Baca juga: PM Israel bersumpah akan lancarkan serangan darat ke Rafah
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: