"Predikat ini harus kita lihat sebagai peluang untuk terus berupaya meningkatkan pariwisata halal Indonesia secara menyeluruh termasuk digitalisasi. Oleh karena itu, santri harus memiliki bekal kemampuan mencetak produk-produk yang berkualitas dan bagaimana menjualnya dalam bentuk penyiapan konten-konten digital," kata Sandi.
Dalam kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 yang berlangsung di Ponpes Hidayatullah Pusat, Balikpapan pada 1-4 Mei 2024 ini, ia membagikan rumus membuat konten ala dirinya, dengan mengimplementasikan FAST yang berkiblat pada sifat-sifat utama Rasulullah yaitu fathonah, amanah, shidiq, dan tabligh.
"Ini saat yang tepat. Dengan adanya program Santri Digitalpreneur, kontribusi dua hal ini bisa digandengkan. Saya sangat yakin para santri dan santriwati di Ponpes yang ada di Balikpapan bukan saja menjadi garda terdepan di dalam dakwah, tetapi juga di dalam pembangunan ekonomi Kalimantan Timur," kata Hetifah.
Memasuki tahun ke-4 kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia diadakan kembali di 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Banyuwangi, Gorontalo, Padang Panjang, Surakarta, Wajo, Gresik dan Pekanbaru.
Karya terbaik dari masing-masing kota nantinya akan dipamerkan pada demo day di Jakarta. Untuk pemilihan peserta didasarkan pada minat para santri terhadap proses kreatif dan digitalisasi.
Baca juga: Menparekraf: Umroh dan haji peluang usaha buat santri
Baca juga: Menparekraf: Santri adalah lokomotif pembangunan ekonomibangsa
Baca juga: Menparekraf harap santri jadi produsen konten bernilaiIslam