BPBD Cianjur tetapkan tanggap darurat pergerakan tanah 14 hari
1 Mei 2024 17:57 WIB
Pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, terus meluas sehingga BPBD Cianjur menetapkan Tanggap Darurat Bencana (TDB) selama 14 hari, mulai Rabu (1/5/2024).(ANTARA/Ahmad Fikri). (Ahmad Fikri)
Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana (TDB) pergerakan tanah di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Rabu (1/5) selama 14 hari ke depan karena banyaknya warga yang mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Rabu, mengatakan penerapan status TDB pergerakan tanah berdasarkan banyaknya rumah terdampak dan adanya pengungsi serta pergerakan tanah yang terus meluas.
Baca juga: Pemkab Cianjur siagakan tenaga kesehatan di lokasi pergerakan tanah
"Rumah terdampak total 61 rumah ditambah 2 masjid, sedangkan keluarga yang mengungsi sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 214 orang," katanya.
Hingga saat ini, tutur dia, tidak ada lokasi pengungsian khusus karena sebagian besar memilih menumpang di rumah sanak saudaranya yang dinilai aman dari pergerakan tanah, namun sejumlah posko telah dibangun untuk membantu meringankan beban warga.
Status tangap darurat berlaku selama 14 hari, namun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi dan terus meluas, bahkan pihaknya akan terus memantau perkembangan selama belasan hari TDB.
"Kita buat pos pantau untuk mengukur retakan setiap harinya, sehingga selama 14 hari TDB petugas akan membuat laporan, ketika masih terjadi pergerakan akan dilanjutkan masa TDB kalau tidak kita selesaikan di 14 hari," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur bangun dapur umum di pengungsian tanah bergerak
Dia menjelaskan, pihaknya masih menunggu kajian dari berbagai pihak untuk memastikan apakah pemukiman tersebut harus direlokasi atau tidak, namun pihaknya sudah meminta aparat desa dan kecamatan untuk mencari lahan relokasi.
"Kalau memang harus relokasi kita sudah memiliki lahan pengganti untuk pemukiman penduduk yang aman, kalau tidak ada sejumlah program yang akan dilakukan termasuk penanaman pohon keras di lokasi perkampungan," katanya.
Pihaknya tambah dia, meminta warga kembali menanam pohon berakar kuat untuk mencegah pergerakan tanah karena bencana yang terjadi saat ini diduga akibat alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan pisang.
Seperti diberitakan bencana alam pergerakan tanah melanda tiga kampung di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Jumat (26/4) menyebabkan puluhan rumah rusak dan 3 rumah ambruk.
Baca juga: BPBD: 77 KK di Cianjur diungsikan karena pergerakan tanah
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Sukma Wijaya di Cianjur, Rabu, mengatakan penerapan status TDB pergerakan tanah berdasarkan banyaknya rumah terdampak dan adanya pengungsi serta pergerakan tanah yang terus meluas.
Baca juga: Pemkab Cianjur siagakan tenaga kesehatan di lokasi pergerakan tanah
"Rumah terdampak total 61 rumah ditambah 2 masjid, sedangkan keluarga yang mengungsi sebanyak 67 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 214 orang," katanya.
Hingga saat ini, tutur dia, tidak ada lokasi pengungsian khusus karena sebagian besar memilih menumpang di rumah sanak saudaranya yang dinilai aman dari pergerakan tanah, namun sejumlah posko telah dibangun untuk membantu meringankan beban warga.
Status tangap darurat berlaku selama 14 hari, namun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi dan terus meluas, bahkan pihaknya akan terus memantau perkembangan selama belasan hari TDB.
"Kita buat pos pantau untuk mengukur retakan setiap harinya, sehingga selama 14 hari TDB petugas akan membuat laporan, ketika masih terjadi pergerakan akan dilanjutkan masa TDB kalau tidak kita selesaikan di 14 hari," katanya.
Baca juga: Pemkab Cianjur bangun dapur umum di pengungsian tanah bergerak
Dia menjelaskan, pihaknya masih menunggu kajian dari berbagai pihak untuk memastikan apakah pemukiman tersebut harus direlokasi atau tidak, namun pihaknya sudah meminta aparat desa dan kecamatan untuk mencari lahan relokasi.
"Kalau memang harus relokasi kita sudah memiliki lahan pengganti untuk pemukiman penduduk yang aman, kalau tidak ada sejumlah program yang akan dilakukan termasuk penanaman pohon keras di lokasi perkampungan," katanya.
Pihaknya tambah dia, meminta warga kembali menanam pohon berakar kuat untuk mencegah pergerakan tanah karena bencana yang terjadi saat ini diduga akibat alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan pisang.
Seperti diberitakan bencana alam pergerakan tanah melanda tiga kampung di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Jumat (26/4) menyebabkan puluhan rumah rusak dan 3 rumah ambruk.
Baca juga: BPBD: 77 KK di Cianjur diungsikan karena pergerakan tanah
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: