Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana mengembangkan lahan di kawasan Stasiun Blok M BCA dan ASEAN untuk pengelolaan kawasan berbasis transit (transit oriented development/TOD). "Kami akan memprioritaskan pengembangan lahan yang berada dalam radius 700 meter dari Stasiun Blok M BCA dan ASEAN,” kata Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan prioritas pengembangan dalam jangka pendek yaitu 0-3 tahun dan jangka panjang yaitu 4-7 tahun.


Ia berharap masyarakat akan mendapatkan kemudahan dan kenyamanan mobilitas saat berada di dalam kawasan Blok M dan Sisingamangaraja.
Harapannya pula, lanjut dia, tentu bisa mendukung dan mengambil peran pada pembangunan TOD khususnya di Jakarta untuk mewujudkan Jakarta yang lebih bersih, nyaman, sehat dan indah.

Baca juga: TOD dapat memicu pertumbuhan investasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2020, kawasan TOD Blok M—Sisingamangaraja akan dikembangkan seluas sekitar 113,7 hektare dan mengusung tema "Green Creative Hub".

Area dalam radius 700 meter dari Stasiun ASEAN dan Stasiun Blok M BCA akan menjadi prioritas pengembangan.

Sementara itu, TOD Forum 2024 pada Kamis-Jumat (25-26 April 2024), salah satu kerja sama yang akan dilakukan ialah pembangunan area campuran (mixed use) Blok M.


Penandatangan pendahuluan (Head of Agreement) telah dilakukan antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
Keduanya, berencana membangun bangunan fungsi campuran yang terdiri dari apartemen, retail (termasuk reklame), hotel, dan perkantoran di atas lahan seluas sekitar 2,4 hektare milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca juga: MRT Jakarta tambah pedestrian melalui kawasan berorientasi transit
Nantinya, juga dibangun jembatan layang (sky bridge) yang menghubungkan Stasiun Blok M BCA dan bangunan fungsi campuran tersebut.