BUMN dan IBC kerja sama implementasikan ekosistem energi baru
30 April 2024 19:15 WIB
Penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan Indonesia Battery Corporation di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (29/4/2024). (ANTARA/HO-Humas BUMN)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) terkait dengan implementasi ekosistem energi baru di tujuh korporasi negara.
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menyampaikan, BUMN sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan ekosistem energi di berbagai sektor strategis seperti telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.
"Kami sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan new energy ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN karena merupakan fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan," ujar Rabin melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Rabin mengatakan, nota kesepahaman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian nol emisi karbon di berbagai sektor. BUMN lain pun didorong untuk dapat berkolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi di lingkungan kementerian.
Adapun ketujuh BUMN tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya.
Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, akselerasi dari implementasi ekosistem energi baru ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional kendaraan listrik dan baterai hub.
"Tentunya yang berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC," kata Toto.
IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan swasta serta berbagai stakeholder lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan Listrik.
Sebagai langkah awal, kesepakatan ini akan dimulai dengan penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan baterai IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
Baca juga: Kementerian ESDM optimalkan energi terbarukan bagi ketahanan energi
Baca juga: BRIN garap riset konversi pembangkit listrik batu bara menjadi nuklir
Baca juga: Potensi industri baterai bisa hemat impor BBM 30 juta barel per tahun
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menyampaikan, BUMN sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan ekosistem energi di berbagai sektor strategis seperti telekomunikasi, perkebunan dan pangan, pertahanan, pariwisata, dan transportasi.
"Kami sangat mendukung kolaborasi dalam pembangunan new energy ecosystem di berbagai sektor strategis BUMN karena merupakan fondasi yang dapat memberikan inspirasi dan benchmark bagi pembangunan berkelanjutan," ujar Rabin melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Rabin mengatakan, nota kesepahaman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti melalui berbagai langkah nyata yang dapat mendukung pencapaian nol emisi karbon di berbagai sektor. BUMN lain pun didorong untuk dapat berkolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi di lingkungan kementerian.
Adapun ketujuh BUMN tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pupuk Indonesia Utilitas, PT Len Industri (Persero), PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), PT INKA (Persero), dan PT Prima Armada Raya.
Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, akselerasi dari implementasi ekosistem energi baru ini sejalan dengan semangat dan mandat yang diberikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir kepada IBC untuk menjadi leading party dalam pengembangan regional kendaraan listrik dan baterai hub.
"Tentunya yang berkesinambungan dengan pengembangan industri hilirisasi nikel terintegrasi yang saat ini dilakukan oleh IBC," kata Toto.
IBC mengajak seluruh pihak, baik BUMN, badan Pemerintah dan swasta serta berbagai stakeholder lainnya untuk turut berkolaborasi dalam memperluas ekosistem baterai dan kendaraan Listrik.
Sebagai langkah awal, kesepakatan ini akan dimulai dengan penggunaan motor trail listrik untuk area perkebunan, penggunaan baterai lithium ion untuk telco, implementasi fleet motor listrik dan bus listrik untuk area pariwisata, penggunaan baterai IBC untuk industri pertahanan, dan implementasi battery energy storage untuk penggunaan di kereta api.
Baca juga: Kementerian ESDM optimalkan energi terbarukan bagi ketahanan energi
Baca juga: BRIN garap riset konversi pembangkit listrik batu bara menjadi nuklir
Baca juga: Potensi industri baterai bisa hemat impor BBM 30 juta barel per tahun
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: