Dalam rilis yang disiarkan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Selasa, Kepala Sentra Wirajaya Makassar Nur Alam menerangkan ada tujuh ODGJ yang ditangani oleh Sentra Wirajaya. Ketujuhnya mendapatkan penanganan secara optimal sesuai kondisi kesehatan masing-masing, termasuk mendapatkan obat secara rutin sekaligus kesempatan berkebun atau berlatih keterampilan lain.
“Jika ditangani dengan baik ODGJ bisa pulih, sehat kembali dan mandiri. Jika sudah sehat, Sentra Wirajaya akan mencari keluarganya sehingga ODGJ bisa berkumpul kembali dengan keluarganya serta hidup berbaur di tengah masyarakat,” kata Nur Alam.
Oleh karena itu, pihaknya menilai berkebun dapat menjadi salah satu terapi untuk melatih interaksi ODGJ dengan orang lain, bahkan melatihnya hidup mandiri dan bermanfaat untuk orang lain melalui penjualan hasil panen kebun masing-masing.
Sebagai contoh, ia menyebutkan kebun hidroponik dapat menghasilkan sekitar 34-38 kilogram selada, dengan harga jual Rp 25.000 per kilogram saat musim panen.
Adapun salah satu penerima manfaat tersebut Peter (52) mengatakan terapi pemulihan dengan berkebun memang membuatnya lebih bersemangat karena memberikannya kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.
“Ketika berkebun, pikiran menjadi tenang. Beban yang menghimpit terasa lebih ringan,” kata Peter.
Peter sudah lima bulan berkebun tanaman selada hidroponik dan sudah mahir memindahkan bibit selada dari media tanam (rockwool) ke dalam netpot. Setelah berolahraga dan membersihkan diri di pagi hari, ia selalu singgah di greenhouse Sentra Wirajaya untuk melihat perkembangan tanamannya.
Dengan berkebun, ia melatih dirinya untuk hidup mandiri dan menjadi manusia seutuhnya yang tidak hanya berdaya, namun juga bermanfaat bagi orang lain.
Baca juga: Kemensos salurkan paket bantuan kursi roda dan tongkat disabilitas di Biak
Baca juga: Kemensos kolaborasi dengan swasta bantu penyandang disabilitas
Baca juga: Kemensos bantu usaha lansia pengrajin tas rajut di Bantul