Yinchuan (ANTARA) - Dalam kunjungan pertamanya ke China, Noor Mahdi Naqee, seorang kepala fisikawan senior di Kementerian Sumber Daya Air Irak, sangat antusias mencari solusi sistem pintar yang dapat diterapkan di negaranya.

Di sebuah taman industri pertanian di Minning, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, seluruh perhatian Naqee terserap pada sebuah sistem pintar yang dapat dengan cerdas mengontrol pertumbuhan tanaman sekaligus penggunaan air dan pupuk.

Irak juga mengalami masalah seperti kekurangan air dan penggurunan, ujarnya. "Di sini, di Ningxia, kami melihat sistem pengelolaan lahan dan cara penghematan air terbaik. Kami memang sangat membutuhkan sistem irigasi pintar," kata Naqee, seraya menambahkan bahwa pengalaman China dalam pengentasan kemiskinan dan revitalisasi pedesaan, yang dia pelajari di Minning, juga memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk dipelajari.

Naqee merupakan salah satu dari 34 delegasi pejabat dari 16 departemen di Irak yang datang ke China untuk menghadiri seminar tentang perubahan iklim dan pembangunan pertanian berkelanjutan untuk negaranya.

Seminar yang ditutup pada Minggu (28/4) di Yinchuan, ibu kota daerah otonom itu, memberikan kesempatan kepada para pejabat Irak untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang kebijakan, langkah-langkah, model serta teknologi pembangunan pertanian China melalui kuliah singkat, kunjungan, diskusi, dan pertukaran.

Disponsori oleh Kementerian Perdagangan China dan berlangsung selama dua pekan, seminar tersebut dibagi menjadi dua sesi, dengan pekan pertama yang berlangsung di Beijing berfokus pada agenda kuliah dan diskusi, serta beberapa kunjungan lapangan di Ningxia.

"Melalui perpaduan teori dan praktik, acara ini bertujuan membantu para peserta memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai langkah-langkah dan upaya China dalam mengatasi perubahan iklim, mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan, dan mengembangkan cara-cara tepat yang sesuai dengan kondisi di lapangan," ujar Peng Bowen, seorang pejabat di Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China.

Di Ningxia, para pejabat Irak mengunjungi 12 lokasi, dan menghimpun pengetahuan tentang pengolahan lahan salin-alkali, antipenggurunan, irigasi hemat air, pertanian pintar, dan pengentasan kemiskinan yang dilakukan China.

Ahmed Oleiwi Gatea, kepala insinyur pertanian dari Kementerian Pertanian Irak, mengaku sangat terkejut melihat bagaimana para insinyur pertanian China mengubah lahan salin-alkali menjadi ladang dengan hasil panen yang tinggi melalui inovasi teknologi setelah mengunjungi Tongfu di wilayah Pingluo.

"Saya melihat teknik-teknik yang sangat bagus yang mereka terapkan di lahan ini. Jadi, saya yakin teknik-teknik seperti ini dapat ditransfer ke Irak," ujar Gatea.

Seraya memuji China yang telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam menerapkan inovasi teknologi di sektor pertanian, pejabat Irak itu berharap ke depannya semakin banyak praktik serupa yang dapat diterapkan di Irak.