Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Kamis sore terapresiasi tipis sebesar 16 poin menyusul intervensi dari Bank Indonesia agar volatilitas tidak tinggi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp11.960 dibanding posisi sebelumnya (4/12) Rp11.976 per dolar AS.

"Penguatan rupiah masih cenderung terbatas karena tren mata uang domestik itu masih dalam area pelemahan. Kemungkinan intervensi BI membuat rupiah menguat sehingga tekanan tidak berlanjut," ujar analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, selama belum ada kepastian dari bank sentral AS (the Fed) terkait stimulus keuangannya, mata uang rupiah akan terus mengalami volatilitas yang tinggi dengan kecenderungan tertekan.

Ia menambahkan saat ini pelaku pasar juga sedang menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan depan terkait acuan suku bunga (BI rate).

"Diharapkan BI rate tidak naik kembali, karena dapat mengganggu ekonomi domestik dan sistem finansial perbankan," katanya.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan pelaku pasar masih khawatir dengan potensi pengurangan stimulus (tappering off) the Fed dalam waktu dekat paska publikasi data tenaga kerja AS versi "automatic data processing" (ADP) yang membaik.

"Salah satu acuan the Fed dalam mengurangi stimulus adalah data tenaga kerja," katanya.

Ia mengatkan, data ekonomi Indonesia yang menunjukan perbaikan seperti neraca perdagangan Indonesia yang surplus cenderung memudar, pelaku pasar sedang fokus mencermati sentimen eksternal terutama dari AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.018 dibanding sebelumnya (4/12) di posisi Rp11.960 per dolar AS. (*)