Muhammadiyah tanam 1.000 mangrove, cegah abrasi di pantai selatan Jawa
30 April 2024 13:54 WIB
MLH PP Muhammadiyah tanam 1.000 mangrove di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, dengan memberdayakan kelompok tani hutan (KTH) mangrove Kadilangu. (ANTARA/HO-MLH PP Muhammadiyah)
Jakarta (ANTARA) - Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat (MLH PP) Muhammadiyah menanam 1.000 mangrove di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mencegah abrasi (pengikisan) pada sepanjang pantai selatan Jawa.
Ketua MLH PP Muhammadiyah Azrul Tanjung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, menyampaikan penanaman mangrove tersebut adalah bagian dari program Eco-Village untuk merespons perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut dan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) mangrove Pasir Kadilangu, Kulon Progo.
"Kami berharap KTH Kadilangu ini menjadi pilot project untuk kami tanam sampai selesai, sisa masih 50.000 pohon lagi akan kami tanam, karena harapan kami di sepanjang pantai selatan Jawa dapat menanam satu juta mangrove," ucap Azrul.
Penanaman 1.000 mangrove ini dilakukan di tanah seluas 25 hektare di Temon, Kulon Progo, DIY, dan MLH akan terus melanjutkan melakukan penanaman mangrove baik di KTH mangrove Kadilangu sebanyak 50.000 pohon maupun di sepanjang selatan Pulau Jawa.
Baca juga: KLHK tanam serentak mangrove inisiatif media mitigasi iklim
"Harapannya ke depan program tersebut bisa menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekaligus diiringi dengan pemberdayaan terhadap masyarakat dan pengembangan eko-wisata," katanya.
Menurutnya, apabila KTH mangrove terus diberdayakan, maka akan berdampak tidak hanya pada pelestarian lingkungan, tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat di DIY.
"Khusus untuk KTH ini kan lokasinya dekat ke Bandara DIY, sehingga kalau dikembangkan dengan infrastruktur wisata yang ada, ini bisa menjadi tempat kegiatan-kegiatan Muhammadiyah se-Indonesia di DIY, sekaligus memberikan pemasukan kepada masyarakat," tuturnya.
Penanaman 1.000 pohon mangrove tersebut merupakan hasil kerja sama MLH PP Muhammadiyah, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.
Baca juga: BPDAS tanam 500 bibit mangrove komitmen penghijauan
Ketua MLH PP Muhammadiyah Azrul Tanjung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, menyampaikan penanaman mangrove tersebut adalah bagian dari program Eco-Village untuk merespons perubahan iklim akibat naiknya permukaan air laut dan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) mangrove Pasir Kadilangu, Kulon Progo.
"Kami berharap KTH Kadilangu ini menjadi pilot project untuk kami tanam sampai selesai, sisa masih 50.000 pohon lagi akan kami tanam, karena harapan kami di sepanjang pantai selatan Jawa dapat menanam satu juta mangrove," ucap Azrul.
Penanaman 1.000 mangrove ini dilakukan di tanah seluas 25 hektare di Temon, Kulon Progo, DIY, dan MLH akan terus melanjutkan melakukan penanaman mangrove baik di KTH mangrove Kadilangu sebanyak 50.000 pohon maupun di sepanjang selatan Pulau Jawa.
Baca juga: KLHK tanam serentak mangrove inisiatif media mitigasi iklim
"Harapannya ke depan program tersebut bisa menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekaligus diiringi dengan pemberdayaan terhadap masyarakat dan pengembangan eko-wisata," katanya.
Menurutnya, apabila KTH mangrove terus diberdayakan, maka akan berdampak tidak hanya pada pelestarian lingkungan, tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat di DIY.
"Khusus untuk KTH ini kan lokasinya dekat ke Bandara DIY, sehingga kalau dikembangkan dengan infrastruktur wisata yang ada, ini bisa menjadi tempat kegiatan-kegiatan Muhammadiyah se-Indonesia di DIY, sekaligus memberikan pemasukan kepada masyarakat," tuturnya.
Penanaman 1.000 pohon mangrove tersebut merupakan hasil kerja sama MLH PP Muhammadiyah, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.
Baca juga: BPDAS tanam 500 bibit mangrove komitmen penghijauan
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: