Menurut Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin, pengembangan sektor budi daya tanaman kebun itu akan menyejahterakan masyarakat setempat dan tidak merusak lingkungan.
“Apapun gerakan bawah tanah (pertambangan) itu tidak bagus ya, apapun gerakan bawah tanah itu enggak bagus, tidak akan membawa kesejahteraan pada masyarakat sekitarnya,” kata dia saat menghadiri pesta adat Murok Jerami atau panen raya di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Senin.
Dia mengatakan hampir di seluruh daerah pertambangan tersebut, warga desanya tidak ada yang kaya.
Ia mengatakan warga yang kaya justru mereka yang tinggal di Jakarta.
“Tapi kalau pertanian, itu Jakarta enggak ikut kaya, yang kaya hanya orang-orang desa, petani-petani di desa. Di Kalimantan batu bara luar biasa, tapi siapa yang kaya? Orang Jakarta, bukan orang Kalimantan,” kata dia.
Baca juga: Pupuk Kaltim edukasi petani soal pengembangan budi daya hortikultura
Penjabat Gubernur Bangka Belitung Safrizal Zakaria Ali mengajak masyarakat di desa-desa di wilayah itu memajukan sektor hortikultura.
Oleh karena itu, ia meminta kepala desa untuk menyisihkan dana desa agar dapat digunakan bagi pengembangan sektor hortikultura.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Halim meresmikan Objek Wisata Sawah Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk mendukung kunjungan wisatawan dan perekonomian masyarakat.
Baca juga: Pemkab Dairi sediakan 606 ha pengembangan hortikultura daerah kering
Baca juga: Elektrifikasi pertanian di Bantul fokus pada tanaman hortikultura
Baca juga: DTPHP Kalteng-BRIN menggali potensi SSG komoditas hortikultura