Pemkab Cianjur bangun dapur umum di pengungsian tanah bergerak
29 April 2024 19:28 WIB
Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendirikan dapur umum gua meberikan pelayanan bagi puluhan warga yang mengungsi akibat tanah bergerak di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Senin (29/4/2024). ANTARA/Ahmad Fikri.
Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun dapur umur untuk memberikan pelayanan kepada 191 warga yang mengungsi akibat tanah bergerak di Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, di mana sebagian besar warga mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Senin, mengatakan satu hari sebelumnya pemkab sudah menyalurkan bantuan logistik untuk 61 kepala keluarga yang mengungsi karena tanah bergerak yang terus meluas sehingga mengancam keselamatan warga yang masih bertahan.
"Hari ini saya sudah perintahkan Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur untuk mendirikan dapur umum guna memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi, Senin petang, dapur umum sudah didirikan di dua titik pengungsian," katanya.
Dapur umum yang dibangun di dua lokasi berbeda itu melayani kebutuhan makan warga selama mengungsi, di mana setiap hari petugas memasak tiga kali dan warga dapat mengambil jatah ke dapur umum.
Baca juga: BPBD Banjarnegara: Belasan warga mengungsi akibat longsor di Punggelan
Pihaknya sudah meminta Dinas Kesehatan untuk membangun posko kesehatan di lokasi bencana karena hingga saat ini tanah bergerak masih terjadi, terlebih sejak tiga hari terakhir masih terdengar gemuruh dari lokasi.
"Kita akan memberikan berbagai pelayanan guna meringankan beban warga yang mengungsi termasuk posko kesehatan akan dibangun di lokasi pengungsian. Sebagian besar warga mengungsi di tiga titik di Desa Jatisari," katanya.
Pihaknya mencatat akibat tanah bergerak pada Jumat (26/4), 77 kepala keluarga mengungsi. Namun, 16 kepala keluarga kembali menempati rumahnya karena dinilai tidak dilalui tanah bergerak.
Namun, mereka diimbau tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan kembali turun lebat lebih dari dua jam karena dapat berpotensi terjadi tanah bergerak.
"Belasan kepala keluarga memilih kembali ke rumah karena jarak pengungsian yang jauh, ditambah lokasi rumah mereka tidak dilalui pergerakan tanah, sehingga masih dinilai aman namun mereka diminta tetap waspada," katanya.
Baca juga: Warga korban pergerakan tanah di Lebak waspada cuaca ekstrem
Baca juga: Jabar: Solusi terbaik dicarikan untuk warga korban tanah bergerak KBB
Baca juga: Tanah bergerak di Kandangan telah dilaporkan ke Badan Geologi
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Senin, mengatakan satu hari sebelumnya pemkab sudah menyalurkan bantuan logistik untuk 61 kepala keluarga yang mengungsi karena tanah bergerak yang terus meluas sehingga mengancam keselamatan warga yang masih bertahan.
"Hari ini saya sudah perintahkan Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur untuk mendirikan dapur umum guna memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi, Senin petang, dapur umum sudah didirikan di dua titik pengungsian," katanya.
Dapur umum yang dibangun di dua lokasi berbeda itu melayani kebutuhan makan warga selama mengungsi, di mana setiap hari petugas memasak tiga kali dan warga dapat mengambil jatah ke dapur umum.
Baca juga: BPBD Banjarnegara: Belasan warga mengungsi akibat longsor di Punggelan
Pihaknya sudah meminta Dinas Kesehatan untuk membangun posko kesehatan di lokasi bencana karena hingga saat ini tanah bergerak masih terjadi, terlebih sejak tiga hari terakhir masih terdengar gemuruh dari lokasi.
"Kita akan memberikan berbagai pelayanan guna meringankan beban warga yang mengungsi termasuk posko kesehatan akan dibangun di lokasi pengungsian. Sebagian besar warga mengungsi di tiga titik di Desa Jatisari," katanya.
Pihaknya mencatat akibat tanah bergerak pada Jumat (26/4), 77 kepala keluarga mengungsi. Namun, 16 kepala keluarga kembali menempati rumahnya karena dinilai tidak dilalui tanah bergerak.
Namun, mereka diimbau tetap waspada dan segera mengungsi ketika hujan kembali turun lebat lebih dari dua jam karena dapat berpotensi terjadi tanah bergerak.
"Belasan kepala keluarga memilih kembali ke rumah karena jarak pengungsian yang jauh, ditambah lokasi rumah mereka tidak dilalui pergerakan tanah, sehingga masih dinilai aman namun mereka diminta tetap waspada," katanya.
Baca juga: Warga korban pergerakan tanah di Lebak waspada cuaca ekstrem
Baca juga: Jabar: Solusi terbaik dicarikan untuk warga korban tanah bergerak KBB
Baca juga: Tanah bergerak di Kandangan telah dilaporkan ke Badan Geologi
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: