Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mengusung isu rehabilitasi hutan dan lahan untuk menjaga kemampuan retensi atau penyimpanan air dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan diadakan pada 18-24 Mei 2024.

Ditemui ANTARA usai diskusi di Kantor Kementerian PUPR Jakarta pada Senin, Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) KLHK M. Saparis Soedarjanto mengatakan pemerintah akan mengusung penetapan Hari Danau Sedunia dalam perhelatan yang akan dilaksanakan di Bali tersebut.

"Yang kedua mengenai Maintaning and Enhancing Water Yield Through Forest and Land Rehabilitation. Kenapa? Karena kalau kita bicara sumber daya air ada water tower, water pool yang penanganannya harus terintegrasi," jelas Saparis.

Isu tersebut diangkat, karena terdapat aspek lanskap dalam menghadapi masalah kelangkaan air yang masih dihadapi di Tanah Air yaitu wilayah hulu dalam bentuk kawasan hutan yang menjadi wilayah penyerapan atau water tower dan area hilir yang menjadi ujung dari jalur air atau water pool.

Penanganan kedua area tersebut harus terintegrasi, jelasnya, karena itu isu tersebut diangkat untuk mendukung kinerja sistematis kedua fungsi ekosistem tersebut demi mencegah kelangkaan air.

"Ada aspek lanskap yang berpengaruh di situ, makanya kita coba mensinergikan penanganan di hulu dan hilir melalui dua program utama tadi. Itu yang akan kita dorong nanti di World Water Forum ke-10 di Bali," kata Saparis.

Sebelumnya, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam World Water Forum ke-10 yang akan pada 18-24 Mei 2024 di Bali. Indonesia juga sudah menyiapkan rancangan untuk Deklarasi Bali demi mendorong tindak lanjut atau implementasi nyata usai pelaksanaan forum itu, salah satunya penetapan Hari Danau Sedunia lewat resolusi PBB.

Baca juga: Jelang WWF, KLHK soroti isu tata kelola air di negara kepulauan

Baca juga: Kemlu RI sebut deklarasi tingkat menteri WWF ke-10 siap disahkan

Baca juga: Indonesia perkenalkan tata kelola air tradisional dalam WWF ke-10