Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong diminta untuk melakukan sosialisasi pencegahan penularan flu burung jenis H7N9 yang telah menjangkiti salah satu WNI yaitu Sdri. Tri Mawarti (36) dan saat ini dirawat di RS Queen Mary Hospital dalam kondisi kritis.

"Kita telah minta Konjen untuk melindungi WNI lain di Hong Kong, dengan melakukan edaran dan sosialisasi pencegahan," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu.

Kementerian Kesehatan disebut Tjandra telah mengirimkan materia edaran yang dapat digunakan untuk sosialisasi terhadap WNI lain di Hong Kong dalam rangka pencegahan penularan H7N9 lebih lanjut.

Pihak KJRI Hong Kong juga telah diminta untuk melakukan pendampingan terhadap Tri Mawarti yang mengalami infeksi paru-paru akut sehingga kondisinya kritis akibat virus flu burung jenis baru tersebut.

Sementara itu, Tjandra mengatakan pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pihak KJRI Hong Kong serta pemerintah Hong Kong dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait kasus Tri Mawarti.

"Pemerintah Hong Kong sudah melakukan skrining terhadap seluruh orang yang melakukan kontak dengan pasien tapi tidak ada yang positif (terjangkit H7N9)," ujar Tjandra.

Tjandra mengatakan bahwa hingga saat ini, virus H7N9 masih diyakini menular dari unggas ke manusia dan belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia secara luas.

"Memang ada kasus cluster tapi tidak ada penularan secara luas," katanya.

Karena belum ada bukti penularan antar manusia itulah, Tjandra mengatakan WHO belum merekomendasikan larangan bepergian (seperti travel warning) kepada negara-negara anggotanya.

Meski demikian, Tjandra mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada jajarannya untuk mewaspadai kasus-kasus deman tinggi dan batuk, terutama jika ada kasus "cluster" dimana ada beberapa orang menderita gejala penyakit yang sama secara bersamaan.