Bandarlampung (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung Taufan Akib menyatakan kesiapannya untuk menyerap panen jagung petani di wilayahnya jika harga jagung di pasaran jatuh atau di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) guna menjaga stabilitas harga. "Instruksi penyerapan jagung sudah diperintahkan ke kami. Untuk produksi jagung di Lampung banyak diserap peternak dan Pinsar Petelur Nasional, jadi harga jagung petani di Lampung masih bisa terjaga tidak di bawah HPP, semua masih di atas HPP sekitar Rp5 ribu per kilogram," ujar Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung Taufan Akib di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan Bulog Lampung pun siap melakukan serapan panen jagung milik petani di kabupaten bila harga jagung jauh di bawah harga pembelian pemerintah.
"Saat ini memang belum ada penyerapan panen jagung petani di Lampung oleh Bulog karena harga masih bagus. Kalau misalkan harga jatuh kami siap membantu penyerapan agar petani tidak terbebani, sebab ini sudah masuk musim panen raya jagung juga. Tapi kalau harga bagus biarkan mekanisme pasar yang berjalan," katanya.
Dia menjelaskan pihaknya pun telah mempersiapkan diri untuk melakukan penyerapan jagung dengan bekerjasama dengan pengusaha dan Pinsar Petelur Nasional (PPN) untuk mengeringkan jagung hasil serapan panen petani.
"Jagung ini agak berbeda dari beras, karena kami tidak punya sarana pengering. Kalau melakukan penyerapan kami akan bekerja sama dengan PPN dan pihak swasta. Kemarin sudah berkeliling mendata pengusaha PPN yang punya sarana pengeringan jagung untuk dipinjam dan diolah agar bisa tersalurkan ke peternak terutama jenis jagung pipilan," ucapnya.
Menurut dia, dengan skema kerjasama pengolahan jagung itu bisa menjadi upaya menjaga stabilitas harga pakan unggas dan telur.
"Jadi polanya di petani harga jual jagung sesuai HPP, sehingga harga stabil. Lalu peternak mudah mendapatkan pasokan pakan jagung pipilan dari pengusaha atau koperasi jadi harapannya semua berjalan dengan baik dengan rencana kerjasama pengelolaan jagung ini," tambahnya.
Menurut dia, bila di tingkat petani masih ditemukan jagung dengan harga di bawah HPP yakni Rp3 ribu per kilogram, biasanya akibat kualitas jagung yang rendah karena kadar air tinggi, serta tingkat kekeringan tidak memadai.
"Kadar air jagung disini rata-rata 30-35 persen, karena kondisi cuaca di Lampung masih hujan sehingga pengeringan tidak maksimal. Dan tidak semua pengusaha punya alat pengering ini jadi salah satu kendala penyerapan juga. Semoga kami bisa membangun corn drying center atau pusat pengeringan jagung karena Lampung ini daerah sentra produksi jagung juga," ujar dia.
Bulog Lampung siap serap jagung petani jaga stabilisasi harga
29 April 2024 16:01 WIB
Ilustrasi- Petani di Kabupaten Lampung Timur tengah memilah jagung hasil panen. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags: