Negosiasi Paket Bali diharapkan capai kesepakatan
4 Desember 2013 16:22 WIB
Delegasi Uni Eropa mengikuti sidang pleno Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Badung, Bali, Rabu (4/12/13). Fokus yang dibahas dalam konferensi yang dihadiri delegasi dari 159 negara anggota WTO dan berlangsung hingga tanggal 6 Desember 2013 itu antara lain tentang pertanian dan ketahanan pangan dunia. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Nusa Dua, Bali, (ANTARA News) - Negosiasi yang terjadi pada Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (KTM WTO) ke-9 diharapkan mampu mencapai kesepakatan sehingga konferensi bisa menghasilkan Paket Bali.
"Hampir semua delegasi sudah beranggapan bahwa kita sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan, terlalu mahal jika harus sampai gagal, itu yang kita coba yakinkan kepada seluruh anggota," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam jumpa pers, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Bayu mengatakan, saat ini posisi negosiasi telah mengalami perkembangan yang lebih cenderung adanya keinginan untuk menyelesaikan Paket Bali tersebut karena hanya tinggal satu langkah lagi untuk mencapai kesepakatan.
Saat ini, posisi India masih bertahan dan belum menyetujui terkait dengan penerapan solusi interim stok ketahanan pangan.
Dalam negosiasi terkai dengan solusi interim tersebut, negara maju sesungguhnya telah menyetujui usulan negara berkembang untuk memberikan subsidi lebih dari 10 persen dari output nasional, namun juga memberikan jangka waktu terhadap pemberian subsidi tersebut.
Jangka waktu yang diberikan selama 4 tahun tersebut tidak diterima oleh India yang menginginkan adanya solusi permanen dari hal tersebut.
"Tinggal sedikit lagi, jangan mencoba untuk membongkar paketnya karena akan menimbulkan masalah yang lebih luas. Kita harus fokus terhadap hal-hal yang belum diselesaikan," kata Bayu.
Menurut Bayu, berdasarkan pidato-pidato yang dibacakan oleh menteri-menteri dari negara anggota WTO, dia meyakini bahwa negara lain juga menginginkan adanya hasil dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-9 itu.
"Semua mengindikasikan bahwa ingin ada hasil dari Bali. Dan saya kira tidak ada hasil bukan merupakan pilihan yang akan dibawa oleh anggota WTO," kata Bayu.
Bayu mengatakan, pihaknya juga telah mengajak delegasi secara keseluruhan termasuk India untuk tidak lagi berbicara pada level ideologi atau kebijakan saja, akan tetapi justru harus ke pembicaraan ke arah lebih riil.
Dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization ke-9 tersebut, Indonesia mengharapkan Paket Bali dapat disepakati, dalam paket tersebut berisikan Trade Facilitation, Agriculture, dan LDCs.
"Hampir semua delegasi sudah beranggapan bahwa kita sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan, terlalu mahal jika harus sampai gagal, itu yang kita coba yakinkan kepada seluruh anggota," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam jumpa pers, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Bayu mengatakan, saat ini posisi negosiasi telah mengalami perkembangan yang lebih cenderung adanya keinginan untuk menyelesaikan Paket Bali tersebut karena hanya tinggal satu langkah lagi untuk mencapai kesepakatan.
Saat ini, posisi India masih bertahan dan belum menyetujui terkait dengan penerapan solusi interim stok ketahanan pangan.
Dalam negosiasi terkai dengan solusi interim tersebut, negara maju sesungguhnya telah menyetujui usulan negara berkembang untuk memberikan subsidi lebih dari 10 persen dari output nasional, namun juga memberikan jangka waktu terhadap pemberian subsidi tersebut.
Jangka waktu yang diberikan selama 4 tahun tersebut tidak diterima oleh India yang menginginkan adanya solusi permanen dari hal tersebut.
"Tinggal sedikit lagi, jangan mencoba untuk membongkar paketnya karena akan menimbulkan masalah yang lebih luas. Kita harus fokus terhadap hal-hal yang belum diselesaikan," kata Bayu.
Menurut Bayu, berdasarkan pidato-pidato yang dibacakan oleh menteri-menteri dari negara anggota WTO, dia meyakini bahwa negara lain juga menginginkan adanya hasil dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-9 itu.
"Semua mengindikasikan bahwa ingin ada hasil dari Bali. Dan saya kira tidak ada hasil bukan merupakan pilihan yang akan dibawa oleh anggota WTO," kata Bayu.
Bayu mengatakan, pihaknya juga telah mengajak delegasi secara keseluruhan termasuk India untuk tidak lagi berbicara pada level ideologi atau kebijakan saja, akan tetapi justru harus ke pembicaraan ke arah lebih riil.
Dalam Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization ke-9 tersebut, Indonesia mengharapkan Paket Bali dapat disepakati, dalam paket tersebut berisikan Trade Facilitation, Agriculture, dan LDCs.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: