Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Rabu pagi bergerak ke posisi Rp11.956 per dolar AS atau turun 74 poin sementara sentimen pengurangan stimulus the Federal Reserve Amerika Serikat yang kembali muncul.

"Laju rupiah tertahan dengan kembalinya sentimen tappering off, sentimen itu membuat dolar AS melanjutkan apresiasinya," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Selain itu, lanjut dia, spekulasi akan adanya peningkatan kebutuhan dolar AS menjelang akhir tahun untuk pembayaran utang pemerintah maupun swasta membuat nilai tukar domestik menjadi tertekan.

Meski demikian, ia mengatakan, Bank Indonesia masih menjaga mata uang domestik agar tidak terus tertekan lebih dalam.

Sementara analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, nilai tukar rupiah akan cenderung stabil setelah ada sentimen positif dari data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang baru.

"Fluktuasinya masih cenderung stabil, pelaku pasar uang juga sedang menanti data ketenagakerjaan AS yang rencananya akan dipublikasikan pada akhir pekan ini. Data itu akan memberikan sinyal kepada pelaku pasar dalam mengantisipasi langkah the Fed terkait kebijakan moneternya," katanya.

Menurut dia, jika data tenaga kerja AS tidak sesuai dengan harapan the Federal Reserve Amerika Serikat maka pengurangan stimulurnya kemungkinan diundur dan bila terjadi sebaliknya kemungkinan pengurangan stimulus dipercepat.

Ia memproyeksikan pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp11.650 sampai Rp11.950 per dolar AS.