Abuja (ANTARA News) - Nigeria telah mengadopsi kode etik di mana mereka berharap dapat mencegah masalah bonus seperti yang pernah terjadi sebelumnya, yang nyaris membuat negara itu gagal mengikuti Piala Konfederasi tahun ini.

Menteri olahraga Bolaji Abdullahi mendesak kode etik, yang didaftarkan komite di kementeriannya, untuk segera diterapkan oleh federasi sepak bola negara itu.

Komite itu sedang menyusun sejumlah peraturan setelah tim "Elang-elang Super" menolak potongan 50 persen terhadap bonus mereka untuk dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia di Kenya dan Namibia pada Juni.

Sang juara Afrika menolak untuk menaiki penerbangan mereka dari Namibia ke Brazil dan pemerintah harus melakukan intervensi untuk membayar kekurangan bonus, sebelum mereka sepakat pergi ke Amerika Selatan.

Nigeria tiba kurang dari 24 jam sebelum pertandingan pembuka mereka di Piala Konfederasi melawan Tahiti.

Dokumen yang terdiri dari lima bagian itu menyebutkan kewajiban-kewajiban Federasi Sepak Bola Nigeria, para pelatih, dan pemain-pemain yang dipanggil masuk timnas. Ketidakpatuhan dapat berujung pada denda, skors, atau bahkan pengusiran.

Masalah pembayaran kerap menyelimuti tim-tim Nigeria di mana para pelatih tidak dibayar reguler dan tepat waktu, sedangkan para pemain telah menolak segala upaya untuk meninjau ulang bonus kemenangan mereka.

Terdapat beberapa kali upaya penerapan kode etik, namun mereka kerap mendapat perlawanan kuat dari para pemain, demikian AFP. (Uu.H-RF/I015)