World Water Forum 2024
BMKG akan dorong integrasi data air lintas negara di WWF
28 April 2024 11:43 WIB
Ilustrasi - Warga duduk di dekat logo World Water Forum ke-10 2024 di Bundaran HI, Jakarta. Indonesia menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 dengan tema Water For Shared Prosperty yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Bali. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt/pri.
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mendorong integrasi data terkait air di seluruh domain dan lintas negara dalam Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) ke-10 guna merancang kebijakan terkait air secara lebih baik.
"Jadi, integrasi informasi atau data perlu disatukan," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr. Ardhasena Sopaheluwakan kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan bahwa domain penanganan air tersebut mencakup penanganan air yang terdapat di atmosfer, permukaan dan juga air di dalam tanah.
Ardhasena menilai integrasi data dan informasi di ketiga domain tersebut perlu disatukan sehingga para pemangku kebijakan di ketiga domain dapat merancang kebijakan secara lebih baik lagi dalam penanganan isu air.
Untuk itu, BMKG akan berupaya mendorong peningkatan integrasi data dan informasi tersebut di dalam Forum Air Sedunia yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Selain integrasi data dan informasi terkait air, BMKG juga akan mendorong isu terkait bencana hidrologi di dalam salah satu sub tema terkait pengurangan risiko dan manajemen bencana di dalam forum tersebut.
Baca juga: Indonesia angkat pendekatan budaya lokal soal tata kelola air di WWF
"Ya, itu akan menjadi subtema yang dibahas di sana, tentang disaster risk reduction and management, supaya kita bisa menangani air lebih baik, supaya lebih banyak air bisa dimanfaatkan dan untuk mengurangi dampak bencananya," kata Ardhasena.
World Water Forum ke-10 akan fokus membahas empat hal, antara lain tentang konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Ardhasena berharap forum tersebut nantinya dapat menghasilkan solusi dalam pengelolaan air secara lebih baik sehingga para pemangku kebijakan dapat merancang kebijakan secara lebih baik.
"Jadi, harapannya sumber daya air yang terbatas, langka dan diperebutkan ini bisa digunakan secara harmonis atau secara berkeadilan untuk semua umat manusia di Bumi," kata dia.
"Oleh karena itu, kita harus bisa punya kemampuan pengelolaan yang lebih baik, yang didukung oleh manajemen pengamatan yang menghasilkan data yang baik dan sebagainya, sehingga kita bisa merancang kebijakan secara lebih baik karena air ini sumber dari kehidupan," tambah Ardhasena.
Baca juga: PUPR: WWF ke-10 beri pengaruh besar bagi tata kelola air secara global
"Jadi, integrasi informasi atau data perlu disatukan," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dr. Ardhasena Sopaheluwakan kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan bahwa domain penanganan air tersebut mencakup penanganan air yang terdapat di atmosfer, permukaan dan juga air di dalam tanah.
Ardhasena menilai integrasi data dan informasi di ketiga domain tersebut perlu disatukan sehingga para pemangku kebijakan di ketiga domain dapat merancang kebijakan secara lebih baik lagi dalam penanganan isu air.
Untuk itu, BMKG akan berupaya mendorong peningkatan integrasi data dan informasi tersebut di dalam Forum Air Sedunia yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Selain integrasi data dan informasi terkait air, BMKG juga akan mendorong isu terkait bencana hidrologi di dalam salah satu sub tema terkait pengurangan risiko dan manajemen bencana di dalam forum tersebut.
Baca juga: Indonesia angkat pendekatan budaya lokal soal tata kelola air di WWF
"Ya, itu akan menjadi subtema yang dibahas di sana, tentang disaster risk reduction and management, supaya kita bisa menangani air lebih baik, supaya lebih banyak air bisa dimanfaatkan dan untuk mengurangi dampak bencananya," kata Ardhasena.
World Water Forum ke-10 akan fokus membahas empat hal, antara lain tentang konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Ardhasena berharap forum tersebut nantinya dapat menghasilkan solusi dalam pengelolaan air secara lebih baik sehingga para pemangku kebijakan dapat merancang kebijakan secara lebih baik.
"Jadi, harapannya sumber daya air yang terbatas, langka dan diperebutkan ini bisa digunakan secara harmonis atau secara berkeadilan untuk semua umat manusia di Bumi," kata dia.
"Oleh karena itu, kita harus bisa punya kemampuan pengelolaan yang lebih baik, yang didukung oleh manajemen pengamatan yang menghasilkan data yang baik dan sebagainya, sehingga kita bisa merancang kebijakan secara lebih baik karena air ini sumber dari kehidupan," tambah Ardhasena.
Baca juga: PUPR: WWF ke-10 beri pengaruh besar bagi tata kelola air secara global
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: