Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa membagikan tiga kunci semangat untuk memajukan ekonomi pesantren saat menjadi pembicara dalam Rakor Pengembangan One Pesantren One Product (OPOP) 2024 di Surabaya, Jumat.

Khofifah mengatakan bahwa berdasarkan prediksi Jack Ma, di ti 2030, 80 persen ekonomi dunia dikuasai oleh small business atau usaha kecil.

"Small business yang survive di tahun 2030 karena usaha kecil lebih fleksibel. Dan pernyataan Jack Ma, dari 80 persen small business akan globalize karena memanfaatkan sistem online dan digitalisasi," kata Khofifah.

"Maka ini adalah semangat pertama untuk kita semua. Bahwa Jack Ma pemilik Alibaba yang merupakan pemilik ritel terbesar di dunia, menyatakan bahwa kata kuncinya adalah small business. Yang tak lain adalah jenengan semua pelaku UMKM dan UKM," tambahnya.

Baca juga: Wapres: Perluas pembiayaan UMKM dan bisnis pesantren

Eanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan bahwa konektivitas secara digital menjadi sebuah keharusan. Para pelaku ekonomi di pesantren atau yang aktif menjalankan OPOP harus mendapatkan penguatan untuk pembangunan sistem digitalisasi pada usaha yang dijalankan.

"Kami berharap Bank Jatim, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) maupun sektor strategis bisa memberikan penguatan untuk menguatkan sistem digital pada para pelaku UMKM OPOP ini," ujarnya

Penguatan UMKM ini harus dijadikan prioritas karena berdasarkan kinerja ekonomi Jatim 2023, kontribusi UMKM dan koperasi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim mencapai 59,18 persen.

Angka ini terus naik sejak 2021, di mana saat itu kontribusi pada PDRB adalah 57,81 persen, kemudian 2022 naik menjadi 58,36 persen dan di 2023 kontribusi UMKM dan koperasi mencapai 59,18 persen.

Sejak memimpin Jatim, Khofifah aktif untuk melakukan visit market ke beberapa negara, seperti Malaysia, dan juga Arab Saudi. Dan ternyata yang memiliki peluang besar untuk bisa diisi oleh produk dari Jatim adalah Arab Saudi.

Khofifah menargetkan Jatim bisa menjadi pemasok untuk suplai makanan dan minuman serta produk kebutuhan selama haji dan umrah.

"Maka sertifikasi halal menjadi penting sebab ternyata perizinan dan juga sertifikasi ini bukanlah hal yang mudah. Dan tidak bisa selesai dalam waktu dekat sehingga peran lembaga sertifikasi halal harus berada di garda terdepan, baik BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) maupun MUI (Majelis Ulama Indonesia)," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Madiun fasilitasi sertifikasi halal produk UMKM makanan-minuman

Ia berharap sertifikasi halal terus didorong karena market di Arab Saudi sangat potensial dan sangat mungkin untuk diisi dari Jatim seperti sektor unggas dan produk hasil pertanian serta peternakan. Namun sebelum itu, lagi-lagi ekosistem halal harus dikuatkan.

Dalam upaya menguatkan ekosistem halal, Khofifah saat menjabat Gubernur Jatim juga sudah menginisasi kerja sama dengan Islamic Development Bank (IsDB) yang ada di Jeddah, Arab Saudi, yang wujud nyatanya bisa memasukkan produk OPOP Jatim masuk dalam katalog Serunai Commerce yang menjadi pintu gerbang pasar produk negara negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Khofifah menjelaskan melalui kerja sama ini, akan diberikan dukungan berupa pengetahuan, keahlian dan potensi investasi yang difasilitasi oleh Serunai Commerce di tingkat bilateral. Kemudian juga ada tiga intervensi yang dibagi dalam tiga tahap.

Tahap pertama ialah Intervensi Reverse Linkage sebagai fasilitator pada 2024 ini. Tahap kedua, rencana jangka pendek (2024-2025) Jawa Timur bekerja sama dengan Serunai Commerce untuk meningkatkan kapasitas dan berpotensi untuk mengembangkan Joint Venture.

Memasuki tahap ketiga, ada rencana jangka menengah dan panjang (2025-seterusnya) yakni Intervensi reverse linkage sebagai fasilitator dan sebagai penyedia pendanaan katalitik.

"IsDB berupaya memastikan skenario win-win tercapai sebagai hasil dari intervensi Reverse Linkage. Sementara untuk pembiayaan dari semua pihak yaitu antara Jatim, Serunai Commerce, dan IsDB," kata Khofifah.