Menteri Teten dorong lahirnya startup bidang teknologi agrikultur
26 April 2024 20:48 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam Pusat Usaha Layanan Terpadu (PLUT) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Summit, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (26/4/2024). ANTARA/Vicki Febrianto
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong lahirnya startup atau perusahaan rintisan bidang teknologi agrikultur, karena memiliki potensi yang menjanjikan.
Saat memberikan sambutan dalam Pusat Usaha Layanan Terpadu (PLUT) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Summit, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, Menkop UKM mengatakan bahwa startup bidang teknologi agrikultur tersebut muncul di tiap-tiap daerah.
"Saya ingin, di setiap daerah ada startup baru terutama bidang agritech," kata Teten.
Teten menjelaskan, dengan munculnya perusahaan rintisan pada bidang teknologi agrikultur tersebut, pemerintah akan memberikan fasilitasi kepada para calon investor termasuk calon pembeli potensial.
Menurutnya, dengan munculnya perusahaan rintisan pada tiap daerah dan menarik para investor serta calon pembeli tersebut, diharapkan mampu menjadi fondasi yang kuat bagi pelaku UMKM yang terlibat.
"Startup itu, dihubungkan dengan investor, kami hubungkan dengan buyer, supaya UMKM kita betul-betul punya fondasi yang kuat," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kemunculan perusahaan rintisan bidang teknologi agrikultur tersebut, juga diharapkan menjadi salah satu penopang kenaikan pendapatan per kapita Indonesia dan menjadikan negara tersebut sebagai salah satu negara dengan pendapatan tinggi.
"Untuk mencapai hal tersebut, kita harus melakukan transformasi lapangan kerja. Karena 97 persen lapangan kerja kita adalah UMKM, dari angka itu, 96 persen merupakan mikro," ujarnya pula.
Oleh karena itu, katanya lagi, Indonesia perlu menyediakan lapangan kerja yang lebih berkualitas untuk kelas menengah yang salah satunya mendorong industrialisasi. Industri yang dibentuk tersebut, berbasis bahan baku domestik.
"Intervensi (langkah yang disiapkan pemerintah) membangun rumah produksi, yang bisa mengelola bahan baku untuk menyuplai industri farmasi, makanan dan lainnya," katanya.
Indonesia, menurutnya, memiliki berbagai potensi dengan bahan baku domestik seperti tanaman lidah buaya dan berbagai jenis ikan. Ia berharap ke depan, sektor industri Indonesia tidak lagi hanya menyediakan tenaga kerja dengan biaya murah.
"Itu akan menjadi basis UMKM kita yang lebih berkualitas. Industrialisasi jangan hanya kita menyediakan buruh murah, tapi kita harus menyediakan ekonomi kita menjadi bagian dari rantai pasok," katanya lagi.
Baca juga: "Startup agritech" CROWDE dampingi petani cabe hingga panen
Baca juga: Startup Greens tandatangani kesepakatan dengan perusahaan UAE E-Tech
Saat memberikan sambutan dalam Pusat Usaha Layanan Terpadu (PLUT) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Summit, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, Menkop UKM mengatakan bahwa startup bidang teknologi agrikultur tersebut muncul di tiap-tiap daerah.
"Saya ingin, di setiap daerah ada startup baru terutama bidang agritech," kata Teten.
Teten menjelaskan, dengan munculnya perusahaan rintisan pada bidang teknologi agrikultur tersebut, pemerintah akan memberikan fasilitasi kepada para calon investor termasuk calon pembeli potensial.
Menurutnya, dengan munculnya perusahaan rintisan pada tiap daerah dan menarik para investor serta calon pembeli tersebut, diharapkan mampu menjadi fondasi yang kuat bagi pelaku UMKM yang terlibat.
"Startup itu, dihubungkan dengan investor, kami hubungkan dengan buyer, supaya UMKM kita betul-betul punya fondasi yang kuat," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan kemunculan perusahaan rintisan bidang teknologi agrikultur tersebut, juga diharapkan menjadi salah satu penopang kenaikan pendapatan per kapita Indonesia dan menjadikan negara tersebut sebagai salah satu negara dengan pendapatan tinggi.
"Untuk mencapai hal tersebut, kita harus melakukan transformasi lapangan kerja. Karena 97 persen lapangan kerja kita adalah UMKM, dari angka itu, 96 persen merupakan mikro," ujarnya pula.
Oleh karena itu, katanya lagi, Indonesia perlu menyediakan lapangan kerja yang lebih berkualitas untuk kelas menengah yang salah satunya mendorong industrialisasi. Industri yang dibentuk tersebut, berbasis bahan baku domestik.
"Intervensi (langkah yang disiapkan pemerintah) membangun rumah produksi, yang bisa mengelola bahan baku untuk menyuplai industri farmasi, makanan dan lainnya," katanya.
Indonesia, menurutnya, memiliki berbagai potensi dengan bahan baku domestik seperti tanaman lidah buaya dan berbagai jenis ikan. Ia berharap ke depan, sektor industri Indonesia tidak lagi hanya menyediakan tenaga kerja dengan biaya murah.
"Itu akan menjadi basis UMKM kita yang lebih berkualitas. Industrialisasi jangan hanya kita menyediakan buruh murah, tapi kita harus menyediakan ekonomi kita menjadi bagian dari rantai pasok," katanya lagi.
Baca juga: "Startup agritech" CROWDE dampingi petani cabe hingga panen
Baca juga: Startup Greens tandatangani kesepakatan dengan perusahaan UAE E-Tech
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: