Satgas Pangan: Lebaran jadi kendala teknis harga bawang merah naik
26 April 2024 15:27 WIB
Pedagang mengupas kulit bawang merah yang akan dijual di Pusat Pasar, Medan, Sumatera Utara, Rabu (24/4/2024). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Spt
Jakarta (ANTARA) - Satgas Pangan Polri menemukan kendala teknis yang memengaruhi harga bawang merah di sejumlah daerah sehingga mengalami kenaikan, salah satunya karena situasi Lebaran 2024.
"Menurunnya aktivitas produsen dalam situasi Lebaran menyebabkan pendistribusian terlambat," kata Kepala Satgas Pangan Polri Brigadir Jenderal Polisi Whisnu Hermawan kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Jenderal polisi bintang satu itu mengatakan Satgas Pangan Polri dari tingkat mabes hingga polres melakukan pengecekan kondisi bahan pokok penting, khususnya bawang merah, yang sejak Lebaran mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, prognosa stok bawang merah pada April 2024 sebanyak 113.956 ton. Sedangkan prognosa kebutuhan nasional pada April sebanyak 101.236 ton.
Baca juga: Mendag: Kenaikan harga bawang merah dipengaruhi sisa musim Lebaran
Perkembangan harga bawang merah rata-rata nasional, kata Whisnu, yakni sebesar Rp53 ribu per kilogram.
"Harga Rp53 ribu per kilogram itu 27,72 persen di atas harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp41.500 per kilogram," kata Whisnu menerangkan.
Sementara itu, kondisi harga bawang merah di Pulau Jawa berkisar Rp54.649 per kilogram, menurun 0,98 persen dari harga sebelumnya sekitar Rp55.191 per kilogram.
Dari hasil pengecekan Satgas Pangan Polri, diperoleh data per tanggal 22 April 2024 pasokan bawang merah di 22 pasar induk sebanyak 519,9 ton. Jumlah ini menurun 19,94 persen karena pasokan normal seharusnya 649,5 ton.
Baca juga: Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati capai Rp70 ribu/kilogram
Kenaikan harga bawang merah juga disebabkan terganggunya produksi di daerah sentra Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati akibat curah hujan yang tinggi dan banjir.
"Awal bulan Mei 2024 di daerah Nganjuk sudah memasuki masa panen sehingga dapat memperkuat stok kebutuhan nasional," ujar Whisnu, yang juga Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
Whisnu menyampaikan rencana tindak lanjut guna mengantisipasi kenaikan harga bawang merah berdasarkan hasil pengecekan oleh Satgas Pangan Polri, yakni mendorong percepatan pendistribusian bawang merah dari daerah sentra produksi ke daerah defisit stok bawang merah.
"Kami juga meminta agar Satgas Pangan Daerah melakukan pengecekan ke produsen bawang merah dan gudang penyimpanan di daerah sentra," kata Whisnu.
Berdasarkan panel harga pangan dari Bapanas pada Rabu (24/4), harga rata-rata nasional untuk bawang merah sebesar Rp53.240 per kilogram, sedangkan harga tertinggi mencapai Rp79.520 per kilogram di Papua Tengah dan terendah Rp35.520 per kilogram di Kepulauan Riau.
Baca juga: Mendag Zulhas tegaskan tak akan impor bawang merah meski harga naik
Baca juga: Polri jamin kelancaran distribusi bahan pokok
"Menurunnya aktivitas produsen dalam situasi Lebaran menyebabkan pendistribusian terlambat," kata Kepala Satgas Pangan Polri Brigadir Jenderal Polisi Whisnu Hermawan kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Jenderal polisi bintang satu itu mengatakan Satgas Pangan Polri dari tingkat mabes hingga polres melakukan pengecekan kondisi bahan pokok penting, khususnya bawang merah, yang sejak Lebaran mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, prognosa stok bawang merah pada April 2024 sebanyak 113.956 ton. Sedangkan prognosa kebutuhan nasional pada April sebanyak 101.236 ton.
Baca juga: Mendag: Kenaikan harga bawang merah dipengaruhi sisa musim Lebaran
Perkembangan harga bawang merah rata-rata nasional, kata Whisnu, yakni sebesar Rp53 ribu per kilogram.
"Harga Rp53 ribu per kilogram itu 27,72 persen di atas harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp41.500 per kilogram," kata Whisnu menerangkan.
Sementara itu, kondisi harga bawang merah di Pulau Jawa berkisar Rp54.649 per kilogram, menurun 0,98 persen dari harga sebelumnya sekitar Rp55.191 per kilogram.
Dari hasil pengecekan Satgas Pangan Polri, diperoleh data per tanggal 22 April 2024 pasokan bawang merah di 22 pasar induk sebanyak 519,9 ton. Jumlah ini menurun 19,94 persen karena pasokan normal seharusnya 649,5 ton.
Baca juga: Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati capai Rp70 ribu/kilogram
Kenaikan harga bawang merah juga disebabkan terganggunya produksi di daerah sentra Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati akibat curah hujan yang tinggi dan banjir.
"Awal bulan Mei 2024 di daerah Nganjuk sudah memasuki masa panen sehingga dapat memperkuat stok kebutuhan nasional," ujar Whisnu, yang juga Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.
Whisnu menyampaikan rencana tindak lanjut guna mengantisipasi kenaikan harga bawang merah berdasarkan hasil pengecekan oleh Satgas Pangan Polri, yakni mendorong percepatan pendistribusian bawang merah dari daerah sentra produksi ke daerah defisit stok bawang merah.
"Kami juga meminta agar Satgas Pangan Daerah melakukan pengecekan ke produsen bawang merah dan gudang penyimpanan di daerah sentra," kata Whisnu.
Berdasarkan panel harga pangan dari Bapanas pada Rabu (24/4), harga rata-rata nasional untuk bawang merah sebesar Rp53.240 per kilogram, sedangkan harga tertinggi mencapai Rp79.520 per kilogram di Papua Tengah dan terendah Rp35.520 per kilogram di Kepulauan Riau.
Baca juga: Mendag Zulhas tegaskan tak akan impor bawang merah meski harga naik
Baca juga: Polri jamin kelancaran distribusi bahan pokok
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: