Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 5,17 persen.
“Dengan kinerja yang kita lihat tadi konsumen yang baik, kegiatan manufaktur positif, capital cukup baik dari sisi FDI (Foreign Direct Investment) maupun PMI (Price Managers’ Index) kita prediksi untuk kuartal I-2024 growth kita di 5,17 persen. Karena harus selesai di Maret, Januari-Maret kami perkirakan masih bertahan di atas 5 persen,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat.
Namun, terlepas dari pernyataan bahwa perekonomian Indonesia relatif masih resilien, Menkeu tetap menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai adanya turbulensi global yang terjadi.
Dalam paparannya, proyeksi dari berbagai lembaga terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup bervariasi.
Bloomberg mencatat ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen, BCA (5,1 persen), Goldman Sachs (4,9 persen), Moody's (4,7 persen), Nomura (5,3 persen).
Baca juga: Menkeu: Penerimaan pajak capai Rp393,91 triliun per akhir Maret
Baca juga: Kemenkeu salurkan belanja bansos Rp43,3 triliun per 31 Maret
Secara keseluruhan dalam satu tahun pada 2024, berbagai lembaga seperti Dana Moneter Internasional atau IMF memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen, Bank Dunia (4,9 persen), serta OECD (5,1 persen).
Lebih lanjut, Bendahara Negara itu menjelaskan proyeksi Kemenkeu didasarkan dari konsumsi pemerintah yang diperkirakan tumbuh kuat, terutama setelah penyelenggaraan Pemilu 2024, kenaikan gaji serta pemberian tunjangan hari raya (THR), serta inflasi yang terkendali.
Kemudian konsumsi rumah tangga juga dinilai meningkat seiring dengan aktivitas pemilu, kenaikan gaji ASN dan THR, serta inflasi yang terkendali.
“Alhamdullilah ekonomi Indonesia baik, PMI cukup tinggi , aktivitas manufaktur masih di ekspansif. Indeks kepercayaan konsumen masih stabil di 123,8 karena inflasi walaupun volatile food tetapi headline masih terjaga di 3 persen,” tuturnya.
Ia menjelaskan investasi juga diperkirakan meningkat siring dengan progres Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sementara, kegiatan ekspor dan impor masih tertahan dengan masih lemahnya global.
“Jadi masih tiga kuartal ke depan yang harus kita lihat, tahun depan relatif steady walaupun variasi tidak terlalu besar. Ini lingkungan ekonomi yang mempengaruhi pelaksanaan APBN kita terutama dari pos-pos yang memang dipengaruhi kinerja ekonomi dari sisi penerimaan negara dari sisi belanja ada dalam kontrol pemerintah,” tutupnya.
Baca juga: Menkeu: APBN surplus Rp8,1 triliun per Maret
Baca juga: Menkeu bahas kerja sama sektor transportasi dengan MCC
Menkeu proyeksikan pertumbuhan ekonomi RI kuartal I capai 5,17 persen
26 April 2024 14:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (26/4/2024) (ANTARA/Bayu Saputra)
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: