Sri Mulyani sebut pelemahan rupiah lebih baik dibandingkan negara lain
26 April 2024 13:52 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dua kiri) didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (dua kanan), Direktur Jenderal Keuangan Isa Rachmatarwata (kiri), Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo (kanan) menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan pelemahan atau depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Per Jumat ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.222,50 per dolar AS. Rupiah mengalami pelemahan 5,37 persen secara year to date (ytd).
"Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya year to date 5,37 persen depresiasinya, negara-negara sekitar kita dan di emerging G20 kira-kira dalam situasi yang mirip, ada yang lebih parah, tentu tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani memaparkan dalam kurun yang sama, nilai tukar bath Thailand tercatat terkoreksi 8,56 persen, won Korea melemah 6,31 persen, lira Turki juga mengalami pelemahan 10,4 persen.
"Untuk Brasil dekat dengan kita di 5,06 (persen) terus, kita lihat Vietnam 4,7 (persen), South Afrika 4,7 (persen), dan Filipina 3,9 (persen)," imbuhnya.
Sebagai langkah pemerintah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Di samping itu, lanjut Menkeu, kebijakan Bank Indonesia (BI) terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak penguatan dolar AS secara luas.
"Masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung makin hati-hati. Semuanya, kemudian cenderung untuk mitigasi risiko dari pergerakan global tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan global.
Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.
"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024.
Baca juga: Ekonom nilai kenaikan BI-Rate dukung stabilitas nilai tukar rupiah
Baca juga: Menkeu siapkan strategi jaga rupiah di tengah konflik Iran-Israel
Baca juga: Menkeu siapkan mitigasi cegah berlanjutnya pelemahan rupiah
Per Jumat ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.222,50 per dolar AS. Rupiah mengalami pelemahan 5,37 persen secara year to date (ytd).
"Indonesia dalam hal ini nilai tukarnya year to date 5,37 persen depresiasinya, negara-negara sekitar kita dan di emerging G20 kira-kira dalam situasi yang mirip, ada yang lebih parah, tentu tergantung dari pondasi dan kondisi ekonomi masing-masing," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani memaparkan dalam kurun yang sama, nilai tukar bath Thailand tercatat terkoreksi 8,56 persen, won Korea melemah 6,31 persen, lira Turki juga mengalami pelemahan 10,4 persen.
"Untuk Brasil dekat dengan kita di 5,06 (persen) terus, kita lihat Vietnam 4,7 (persen), South Afrika 4,7 (persen), dan Filipina 3,9 (persen)," imbuhnya.
Sebagai langkah pemerintah untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Di samping itu, lanjut Menkeu, kebijakan Bank Indonesia (BI) terus diarahkan untuk menjaga stabilitas rupiah dari dampak penguatan dolar AS secara luas.
"Masing-masing negara harus mulai melakukan adjustment dengan dinamika market yang cukup tinggi ini, semuanya cenderung makin hati-hati. Semuanya, kemudian cenderung untuk mitigasi risiko dari pergerakan global tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan global.
Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.
"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024.
Baca juga: Ekonom nilai kenaikan BI-Rate dukung stabilitas nilai tukar rupiah
Baca juga: Menkeu siapkan strategi jaga rupiah di tengah konflik Iran-Israel
Baca juga: Menkeu siapkan mitigasi cegah berlanjutnya pelemahan rupiah
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: