Jakarta (ANTARA) - PT Bank Jago Tbk melayani 11,1 juta nasabah, termasuk 9 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago pada kuartal I-2024.

“Jumlah tersebut naik 3,6 juta nasabah dibandingkan pencapaian kuartal I-2023 yang mencapai 7,5 juta nasabah,” demikian keterangan resmi Bank Jago di Jakarta, Jumat.

Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca juga: Bank Jago kembangkan SDM talenta di industri digital

Per Maret 2024, DPK mencapai Rp13,2 triliun, naik dari Rp9,3 triliun pada Maret 2023. Berdasarkan jumlah DPK tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 63 persen atau Rp8,3 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 37 persen atau Rp4,9 triliun.

“Mengawali tahun ini, kami tetap konsisten menggunakan strategi kolaborasi dengan ekosistem. Ini merupakan cara efektif untuk bertumbuh secara solid dan sejalan dengan aspirasi kami untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung.

Ekosistem GoTo dengan GoPay Tabungan dan platform reksadana online Bibit sebagai mitra ekosistem strategis yang terhubung secara seamless melalui Aplikasi Jago, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank Jago.

Hal ini terlihat antara lain dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 65 persen berasal dari mitra ekosistem.

Melihat dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 32 persen yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I-2024 mencapai Rp14,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp10,8 triliun.

“Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya,” ujarnya.

Penyaluran kredit Bank Jago dilakukan dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian yang terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,6 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan sebesar 2,3 persen.

Pertumbuhan kredit turut mendorong kenaikan aset Bank Jago menjadi Rp22,5 triliun atau tumbuh 25 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18 triliun.

Baca juga: Bank Jago ungkap sejumlah pencapaian kolaborasi dengan Bibit

Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp22 miliar per akhir Maret 2024 atau tumbuh 24 persen dari akhir Maret 2023 yang mencapai Rp18 miliar.

Selain itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 55 persen disebut menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

“Walaupun situasi perekonomian global masih mengalami ketidakpastian, strategi bisnis dan fundamental kuat Bank Jago mampu membawa pertumbuhan yang positif dan berkualitas. Pencapaian ini menjadi momentum yang baik bagi Bank Jago untuk melanjutkan pertumbuhan secara berkelanjutan ke depan,” ucap Arief.