Dalam upaya menghindari pertumpahan darah lebih jauh, massa baju-merah --yang pertemuan terbuka mereka memicu bentrokan rusuh dengan pemrotes anti-pemerintah-- mengumumkan pada Minggu, pengakhiran demonstrasi di satu stadion di Bangkok.
Sebanyak 70.000 demonstran baju-merah berkumpul pada Sabtu di Stadion Rajamangala untuk menyampaikan dukungan mereka buat pemerintah, demikian laporan Xinhua.
Beberapa suara tembakan dan ledakan terdengar. Api dilaporkan terlihat di satu jalan kecil di dekat lokasi.
Korban pertama, yang diidentifikasi polisi sebagai mahasiswa yang berusia 21 tahun dari Universitas Ramkhamhaeng, menderita luka tembak yang mematikan di punggung dan peluru menembus paru-parunya. Ia belakangan dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Belum jelas siapa yang menembak mahasiswa itu.
Satu pusat medis yang berpusat di Bangkok mengkonfirmasi kepada harian Thai Rak pada Ahad pagi bahwa 35 orang yang cedera dalam baku-hantam telah dibawa ke rumah sakit untuk diobati.
Seorang pekerja Kamboja yang berusia 29 tahun dan dua mahasiswa termasuk di antara mereka yang cedera. Pekerja tersebut tampaknya adalah seorang pejalan kaki dan terkena peluru nyasar di punggung.
Gerakan anti-pemerintah yang berlangsung lama di Thailand, yang telah memicu protes terbesar di jalan sejak 2010, menuntut penggulingan apa yang disebut "rejim Thaksin", yang dipercaya diterapkan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, adik perempuan pemimpin terguling Thailand, Thaksin Shinawatra.