Laba bersih BTN di kuartal I 2024 capai Rp860 miliar, naik 7,4 persen
25 April 2024 19:21 WIB
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (kedua dari kiri) dan Wakil Direktur Utama Oni Febriarto Rahardjo (ketiga dari kiri) bersama jajaran direksi BTN lainnya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/4/2024). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membukukan laba bersih di kuartal I 2024 menjadi Rp860 miliar atau tumbuh 7,4 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp801 miliar.
“Kinerja yang positif di kuartal I 2024 akhirnya bisa membawa BTN bisa mencatatkan laba bersih selama 3 bulan pertama atau kuartal I 2024 ini adalah sebesar Rp860 miliar,” kata Wakil Direktur Utama Oni Febriarto Rahardjo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Pada Januari-Maret 2024, BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8 persen menjadi Rp344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, catat perseroan, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat.
Baca juga: Mimpi besar di balik merger BTN Syariah-Bank Muamalat
Menurut perseroan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85 persen dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan.
Adapun rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun menjadi 3 persen di kuartal I 2024, dari yang sebelumnya 3,5 persen di kuartal I 2023.
Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6 persen dari sebelumnya 24,2 persen. Sementara coverage NPL meningkat menjadi 152,8 persen dari sebelumnya 145,9 persen di kuartal I 2023.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,9 persen menjadi Rp357,7 triliun di kuartal I 2024, dibandingkan Rp319,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut, catat perseroan, masih melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 3,8 persen yoy.
Baca juga: BTN tempati posisi top 3 untuk pengembangan karir
Dari total DPK tersebut, porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai 49,9 persen di tiga bulan pertama tahun ini.
Penopang pertumbuhan DPK di BTN salah satunya karena meningkatnya jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile serta transaksi yang dilakukan.
Hingga akhir Maret 2024, jumlah pengguna aktif BTN Mobile mencapai 1,4 juta nasabah, dengan nilai transaksi mencapai Rp20,5 triliun atau tumbuh 60,1 persen yoy.
Peningkatan transaksi di BTN Mobile tersebut menjadi salah satu penyumbang pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI). Perseroan mencatat, FBI di kuartal I 2024 mencapai Rp686 miliar atau naik 14,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp565 miliar.
Berkat pertumbuhan kredit dan DPK yang solid, total aset BTN pun tumbuh 13,1 persen yoy menjadi Rp454,0 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp401,5 triliun.
“Kinerja yang positif di kuartal I 2024 akhirnya bisa membawa BTN bisa mencatatkan laba bersih selama 3 bulan pertama atau kuartal I 2024 ini adalah sebesar Rp860 miliar,” kata Wakil Direktur Utama Oni Febriarto Rahardjo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Pada Januari-Maret 2024, BTN mencatat pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8 persen menjadi Rp344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, catat perseroan, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat.
Baca juga: Mimpi besar di balik merger BTN Syariah-Bank Muamalat
Menurut perseroan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85 persen dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan.
Adapun rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross turun menjadi 3 persen di kuartal I 2024, dari yang sebelumnya 3,5 persen di kuartal I 2023.
Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6 persen dari sebelumnya 24,2 persen. Sementara coverage NPL meningkat menjadi 152,8 persen dari sebelumnya 145,9 persen di kuartal I 2023.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,9 persen menjadi Rp357,7 triliun di kuartal I 2024, dibandingkan Rp319,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut, catat perseroan, masih melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 3,8 persen yoy.
Baca juga: BTN tempati posisi top 3 untuk pengembangan karir
Dari total DPK tersebut, porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai 49,9 persen di tiga bulan pertama tahun ini.
Penopang pertumbuhan DPK di BTN salah satunya karena meningkatnya jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile serta transaksi yang dilakukan.
Hingga akhir Maret 2024, jumlah pengguna aktif BTN Mobile mencapai 1,4 juta nasabah, dengan nilai transaksi mencapai Rp20,5 triliun atau tumbuh 60,1 persen yoy.
Peningkatan transaksi di BTN Mobile tersebut menjadi salah satu penyumbang pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI). Perseroan mencatat, FBI di kuartal I 2024 mencapai Rp686 miliar atau naik 14,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp565 miliar.
Berkat pertumbuhan kredit dan DPK yang solid, total aset BTN pun tumbuh 13,1 persen yoy menjadi Rp454,0 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp401,5 triliun.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: