Jakarta (ANTARA News) - Kota Sawahlunto sejak zaman Belanda terkenal dengan tambang batubaranya, namun perlahan-lahan kota ini berkembang menjadi kota wisata di Sumatera Barat dengan sejumlah strategi yang dimilikinya.

Walikota Sawahlunto, Amran Nur mengatakan strategi untuk mewujudkan Sawahlunto sebagai kota wisata di antaranya, mengundang pakar-pakar untuk mengkaji potensi wilayah sekaligus untuk merumuskan destinasi wisata.

"Ini dilakukan karena kami kekurangan sumber daya manusia," ujarnya di sela acara Pekan Produktif Kreatif Indonesia (PPKI) 2013, di Jakarta, Sabtu.

Strategi berikutnya ialah menyelenggarakan workshop dengan seniman-seniman seperti perajin Samuel Watimena.

Kemudian, hal yang tak kalah penting dilakukan menurut Amran ialah meyakinkan masyarakat Sawahlunto bahwa kreativitas dapat mendatangkan manfaat ekonomi. Hal ini sejalan dengan prinsip perkembangan kota Sawahlunto yang salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Jadi bukan hanya semata-mata meningkatkan pendapatan asli daerah," ujarnya.

Upaya ini menurut Amran berhasil. Terbukti dengan meningkatnya jumlah perajin songket dari semula 50 orang pada 2003, menjadi 700 orang pada tahun 2013.

Strategi lainnya lanjut Amran ialah mengembangkan berbagai objek wisata yang bersifat spesifik dan unik.

Di antaranya,Waterboom Sawahlunto, Museum Gudang Ransum, Museum Mbah Suro (objek wisata menyusuri terowongan batubara bawah tanah) dan Museum Kereta Api, serta reklamasi lahan bekas tambang untuk menjadi Taman Satwa.

Strategi ini menurut Amran berhasil meningkatkan jumlah pengunjung ke Sawahlunto, dari semula sekitar 15 ribu orang pada 2005 menjadi 80 ribu orang pada tahun ini.(*)