Kakao dan pariwisata Sulbar diharapkan dukung MEA
30 November 2013 19:52 WIB
ilustrasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa (kedua kanan) saling berjabat tangan dengan para menteri negara-negara ASEAN lainnya dalam Pertemuan Dewan ASEAN Economic Community (AEC) ke-9 di International Convention Centre, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu (10/4). (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Mamuju (ANTARA News) - Pertanian kakao dan sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Barat diharapkan dapat mendukung program ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Kakao di Sulbar mampu mengkontribusi 70 persen kakao nasional, itu peluang dalam menyambut program AEC," kata Duta Besar Indonesia untuk ASEAN, Eddy Haryadi, pada sosialisasi AEC di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, Indonesia saat ini menjadi negara penghasil kakao terbesar ketiga didunia, sehingga daerah seperti Sulbar harus terus menggenjot pertumbuhan kakaonya, agar mengkontribusi negara dan tetap mampu memiliki daya saing di ASEAN.
Menurut dia, selain pertanian kakao, sektor wisata di sulbar juga diharapkan mampu mengkontribusi daya saing nasional dengan terus mengembangkan sektor wisata
"Daya saing masyarakat harus terus ditingkatkan meningkatkan peluang itu, agar benar benar, daya saing Indonesia menyambut program AEC dapat diwujudkan pada tahun 2015 mendatang," katanya.
Eddy mengatakan, Indonesia negara pasar terluas yang memiliki keunggulan komparatif di ASEAN dari segi sumber daya alam sehingga menjadi peluang dan tantangan menyambut program AEC yang dicanangkan pada 2015 mendatang.
Dia mengatakan program AEC akan menjadi momentum penting dalam pengembangan potensi di daerah agar maju dan berkembang.
Sehingga pemerintah di daerah juga mesti siap dengan meningkatkan daya saingnya menyambut program AEC tersebut.
"Pemerintah, pelaku usaha, dan keyakinan masyarakat mesti disiapkan mensukseskan program AEC agar mampu mendorong Indonesia, sebagai negara yang memiliki kompetensi nasional dan regional," katanya.
Menurut dia, program AEC akan menciptakan kemakmuran bersama negara di ASEAN, dengan mengintegrasikan program ekonomi ekslusif, dan ekonomi pasar.(*)
"Kakao di Sulbar mampu mengkontribusi 70 persen kakao nasional, itu peluang dalam menyambut program AEC," kata Duta Besar Indonesia untuk ASEAN, Eddy Haryadi, pada sosialisasi AEC di Mamuju, Sabtu.
Ia mengatakan, Indonesia saat ini menjadi negara penghasil kakao terbesar ketiga didunia, sehingga daerah seperti Sulbar harus terus menggenjot pertumbuhan kakaonya, agar mengkontribusi negara dan tetap mampu memiliki daya saing di ASEAN.
Menurut dia, selain pertanian kakao, sektor wisata di sulbar juga diharapkan mampu mengkontribusi daya saing nasional dengan terus mengembangkan sektor wisata
"Daya saing masyarakat harus terus ditingkatkan meningkatkan peluang itu, agar benar benar, daya saing Indonesia menyambut program AEC dapat diwujudkan pada tahun 2015 mendatang," katanya.
Eddy mengatakan, Indonesia negara pasar terluas yang memiliki keunggulan komparatif di ASEAN dari segi sumber daya alam sehingga menjadi peluang dan tantangan menyambut program AEC yang dicanangkan pada 2015 mendatang.
Dia mengatakan program AEC akan menjadi momentum penting dalam pengembangan potensi di daerah agar maju dan berkembang.
Sehingga pemerintah di daerah juga mesti siap dengan meningkatkan daya saingnya menyambut program AEC tersebut.
"Pemerintah, pelaku usaha, dan keyakinan masyarakat mesti disiapkan mensukseskan program AEC agar mampu mendorong Indonesia, sebagai negara yang memiliki kompetensi nasional dan regional," katanya.
Menurut dia, program AEC akan menciptakan kemakmuran bersama negara di ASEAN, dengan mengintegrasikan program ekonomi ekslusif, dan ekonomi pasar.(*)
Pewarta: M Faisal Hanapi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: