Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mempercayakan sepenuhnya upaya stabilitas nilai tukar rupiah, terutama terhadap dolar AS, kepada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.

"BI pasti akan menjaga smoothing dari olatility-nya, karena akan menimbulkan confidence di pasar bahwa ada yang dijaga," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Chatib mengatakan apapun kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia terkait pelemahan rupiah, akan membantu menciptakan sentimen positif kepada para pelaku pasar.

"Kalau dari sentimennya, BI menjaga stabilitas nilai tukar, kemarin sore sebetulnya sudah turun dibawah Rp12 ribu, dan tadi pagi juga sudah. Artinya, kalau lihat ekspektasi depresiasinya, itu mulai mengalami penurunan," ujarnya.

Menurut dia, nilai rupiah tidak akan terlalu lama mengalami pelemahan, dan dalam jangka waktu singkat, rupiah akan kembali menguat untuk mencerminkan kondisi fundamental perekonomian saat ini.

"Nilai tukar bisa mengalami lonjakan, tapi kalau di overshoot ketinggian, tentu itu akan kembali ke level yang mencerminkan fundamentalnya," tuturnya.

Chatib juga mengatakan nilai rupiah akan kembali relatif stabil, setelah pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angka laju inflasi dan neraca perdagangan pada Senin (2/12) yang diprediksi makin membaik.

"Kita perkirakan neraca perdagangan masih defisit tapi mengecil. Inflasi juga mengecil, saya sekarang berani ngomong dibawah sembilan persen akhir tahun. Angka-angka ini akan dicerna," ujarnya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat pagi, stagnan pada posisi 12.018 per dolar AS, meskipun sempat menguat 46 poin ke 11.981 per dolar AS.