Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Sutarman mengatakan pelaku penyerangan anggota polisi di Bekasi tahun 2002 lalu berasal dari kelompok Mujahidin Barat.

Kelompok Mujahin Barat berkaitan dengan kasus penembakan yang terjadi di Pondok Aren, Ciputat, dan penembakan polisi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan.

"Itu terkait dengan beberapa kasus penembakan dan itu terafiliasi juga dengan (aksi) kelompok teroris yang terjadi di Cirendeu, Ciputat dan Pondok Aren," kata Sutarman di Markas Besar Polri Jakarta, Jumat.

Menurut Sutarman, kelompok jaringan Mujahidin Barat selama ini bergerak di wilayah barat termasuk Sumatera dan Jawa.

Polisi menangkap pelaku teror penyerangan terhadap polisi di kawasan Setu, Bekasi, pada Kamis (21/11) malam. Pelaku berinisial YY diduga menjadi salah satu penggagas aksi teror terhadap polisi.

"Jadi ada tujuh orang yang kita tangkap terkait dengan penembakan-penembakan anggota," kata Sutarman tentang jumlah pelaku penembakan polisi yang sudah ditahan polisi.

Ketujuh orang itu, menurut dia, berperan menyiapkan, mengirim dan menyampaikan senjata hingga menyediakan dan mengirim kendaraan kepada eksekutor.

"Tapi eksekutornya masih dalam pengejaran kita," katanya.

Sepanjang Juli hingga September lalu, empat polisi tewas dan satu polisi lainnya terluka karena ditembak oleh orang tidak dikenal.

Pada 27 Juli 2013, anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat, selamat dari penembakan di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Lalu, pada 7 Agustus 2013, seorang polisi ditembak oleh orang tak dikenal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Sepekan kemudian, giliran dua polisi tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Terakhir, pada 10 September 2013, seorang polisi tewas ditembak orang tak dikenal ketika tengah mengawal enam truk di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.