Rupiah tertekan sampai ke level Rp12.017 per dolar
28 November 2013 18:14 WIB
Pada kurs tengah Bank Indonesia, Kamis (28/11), nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp11.930 per dolar AS dibanding sebelumnya (27/11) di posisi Rp11.813 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai rupiah terhadap dolar AS tertekan sampai ke level Rp12.017 per dolar AS pada Kamis sore.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun 133 poin dari posisi Rabu (27/11) menjadi Rp12.017 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan belum ada sentimen positif di pasar uang domestik yang bisa mendorong penguatan nilai rupiah.
"Di tengah kondisi yang belum pasti di pasar keuangan menyusul isu pengurangan stimulus keuangan the Fed membuat pelaku pasar memegang dolar AS untuk menjaga aset," kata dia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar juga masih mengantisipasi data ekonomi November yang akan diumumkan awal Desember mendatang.
"Pekan ini rupiah akan cenderung melemah, selama belum ada kepastian nilai tukar domestik akan terus volatile," kata dia.
Selain itu, kata Ruly, menjelang akhir tahun permintaan dolar AS dari korporasi cenderung meningkat sehingga memperketat pasar dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, pelaku pasar uang juga masih khawatir dengan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat mulai mengurangi pemberian stimulus moneter karena data-data ekonomi menunjukan perbaikan.
Kecemasan investor yang terus berlarut terhadap defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan pemerintah, lanjut dia, menambah sentimen negatif terhadap rupiah.
Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun 133 poin dari posisi Rabu (27/11) menjadi Rp12.017 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, mengatakan belum ada sentimen positif di pasar uang domestik yang bisa mendorong penguatan nilai rupiah.
"Di tengah kondisi yang belum pasti di pasar keuangan menyusul isu pengurangan stimulus keuangan the Fed membuat pelaku pasar memegang dolar AS untuk menjaga aset," kata dia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar juga masih mengantisipasi data ekonomi November yang akan diumumkan awal Desember mendatang.
"Pekan ini rupiah akan cenderung melemah, selama belum ada kepastian nilai tukar domestik akan terus volatile," kata dia.
Selain itu, kata Ruly, menjelang akhir tahun permintaan dolar AS dari korporasi cenderung meningkat sehingga memperketat pasar dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan, pelaku pasar uang juga masih khawatir dengan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat mulai mengurangi pemberian stimulus moneter karena data-data ekonomi menunjukan perbaikan.
Kecemasan investor yang terus berlarut terhadap defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan pemerintah, lanjut dia, menambah sentimen negatif terhadap rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: