Sao Paulo (ANTARA News) - Enam bulan sebelum Piala Dunia dimulai, stadion-stadion hampir siap, ke-32 negara yang lolos telah memesan penerbangan-penerbangan mereka dan tiket-tiket terjual lebih cepat daripada yang pernah terjadi sebelumnya.
Impian setiap penggemar sepak bola - Piala Dunia di rumah spiritual bagi permainan indah ini - akan terwujud, lapor Reuters.
Namun ketika para penggemar sepak bola menantikan prospek tersebut, banyak warga Brazil yang tidak terlalu antusias. Mereka memandang turnamen tahun depan sebagai kesempatan yang tersia-siakan dengan pembangunan infrastruktur yang melebihi bujet.
"Saya pikir pertandingan-pertandingan yang disiarkan ke seluruh penjuru dunia akan menjadi pertunjukan hebat dan tidak akan ada masalah," kata Marcelona Proni, akademisi Universitas Campinas yang mempelajari persiapan-persiapan untuk ajang-ajang olahraga besar.
"Namun uang rakyat yang telah dihabiskan untuk mempersiapkan negara ini lebih baik dihabiskan di tempat lain. Warga Brazil akan dapat senang untuk menjadi tuan rumah namun itu akan terjadi karena adanya pesta, bukan karena uang yang dihabiskan secara bijak."
Brazil mendapat hak untuk menyelenggarakan putaran final pada 2007, namun terdapat penundaan hampir selama dua tahun sebelum keputusan itu dibuat di mana kota-kota yang akan menyelenggarakan 64 pertandingan - yang lebih banyak daripada sebelumnya - telah terpilih sebanyak 12 kota.
Menteri olahraga negeri itu berkata 12 arena akan dibangun "tanpa sesen pun uang rakyat," dan presiden bersumpah bahwa Brazil akan menggunakan kesempatan ini untuk membangun dan memodernasi jalan-jalan, bandara-bandara, jalur-jalur bus, metro, hotel-hotel, dan sistem komunikasi yang merupakan hal vital untuk menjaga negara itu tetap bertumbuh.
Bagaimana, janji-janji itu tidak ditepati.
Meski stadion-stadion telah dibangun dengan menggunakan uang pihak swasta - enam stadion selesai dikerjakan untuk ajang persiapan Piala Konfederasi pada Juni, dan enam lainnya dijanjikan selesai pada akhir Desember - sebagian besar uang datang dari bank-bank pemerintah yang meminjamkannya kepada perusahaan-perusahaan konstruksi dengan pemotongan pajak yang cukup besar.
Setidaknya dua stadion, di Manaus dan Cuiaba, dapat selesai pada akhir tahun, sedangkan di Sao Paulo nyaris 20.000 kursi temporer tidak akan dipasang setidaknya sampai Februari.
Pengadilan Audit Federal pemerintah mengatakan setidaknya empat stadion akan menjadi beban ketika turnamen itu usai. Lima dari kota-kota tuan rumah tidak akan memiliki tim sepak bola divisi pertama yang bermain di stadion-stadion mereka.
Lima kota telah memangkas atau menunda rencana-rencana untuk membangun jalur-jalur bus, trem, atau metro.
"Peningkatan besar terhadap investasi infrastruktur tidak pernah terjadi," kata ekonom Ricardo Amorim.
Salah satu kekhawatiran utama adalah apakah publik akan "meledak" sepanjang Piala Dunia yang berlangsung sebulan, tambahnya.
Protes-protes terbesar yang populer dalam dua dekade meledak sepanjang Piala Konfederasi pada Juni ketika jutaan warga Brazil memenuhi jalan-jalan untuk memprotes naiknya tarif bus.
Para demonstran segera membidik besarnya pengeluaran terhadap stadion-stadion Piala Dunia, dan bertanya mengapa investasi serupa tidak terjadi pada sektor kesehatan dan pendidikan.
Ketika turnamen pemanasan berlangsung, itu menjadi titik panas bagi para pemrotes, di mana ribuan orang berbaris menuju stadion untuk menghadapi polisi anti huru-hara yang menggunakan anjing, gas air mata, dan granat-granat perkusi.
Meski protes-protes massa telah mereda, otoritas berwenang telah mempersiapkan diri untuk masalah yang lebih besar dan mengatakan bahwa mereka akan memastikan pertandingan-pertandingan tidak terkena dampak.
"Mungkin terdapat demonstrasi-demonstrasi namun dinamisme Piala Dunia tidak akan terhalang oleh warga Brazil yang menyuarakan hak mereka untuk melakukan demonstasi damai," kata Flavio Dino, presiden dewan pariwisata Embratur.
Kesuksesan Sepak Bola
Meski terdapat masalah-masalah tersebut, masih ada alasan-alasan bagus untuk percaya bahwa turnamen itu akan meraih kesuksesan dari sudut pandang sepak bola.
Warga Brazil merupakan orang-orang yang bersahabat dan akan menyambut baik para tamu.
Sekitar 600.000 warga asing diperkirakan akan datang untuk turnamen itu dan mereka bukan hanya akan melihat sepak bola. Brazil memiliki pantai-pantai yang indah, musik terkenal di dunia, masakan-masakan menakjubkan, dan kehidupan malam serta, tentu saja, hutan hujan Amazon.
Permintaan untuk tiket lebih tinggi daripada yang pernah ada sebelumnya, dengan 1,1 juta tiket telah terjual dalam dua bursa penjualan pertama.
"Seperti yang diharapkan, level ketertarikan begitu impresif," kata direktur pemasaran FIFA Thierry Weil. "Ini jelas memperlihatkan besarnya minat untuk menghadiri Piala Dunia FIFA secara langsung di Brazil."
FIFA juga menunjuk kepada kesuksesan Piala Konfederasi sebagai penyemangat.
Sekitar 800.000 tiket telah terjual untuk turnamen itu - sekitar 89 persen dari jumlah keseluruhan - dan angka-angka pemirsa televisi memecahkan rekor-rekor bukan hanya di Brazil, namun negara-negara lain seperti Spanyol dan Italia.
Mungkin yang paling penting, Brazil memainkan sepak bola terbaik mereka selama bertahun-tahun untuk menjadi salah satu tim favorit untuk memenangi Piala Dunia bersama Spanyol, Argentina, dan Jerman.
Sedikit orang meyakini bahwa final akan tersaji secara presisi, namun jika Brazil dapat mengangkat trofi terkenal itu pada 13 Juli di Maracana untuk keenam kalinya, hal itu tidak akan menjadi masalah.
Penerjemah: A Rauf Andar Adipati
Warga Brazil tidak terlalu antusias dengan Piala Dunia
28 November 2013 00:40 WIB
ILUSTRASI (REUTERS/Sergio Moraes)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: