Menlu RI: Asia Pasifik pimpin transformasi digital dunia
22 April 2024 19:13 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan Indonesia dalam Sidang ke-80 Komisi Ekonomi dan Sosial PBB (UNESCAP) di Bangkok, Thailand, pada 22 April 2024. (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa Asia Pasifik saat ini memimpin dunia untuk transformasi digital dengan adanya percepatan transformasi hingga 10 tahun yang terdorong pandemi COVID-19.
Dalam Sidang ke-80 Komisi Ekonomi dan Sosial PBB (UNESCAP) di Bangkok, Thailand, pada Senin, dia mengatakan perkembangan positif itu seharusnya menjadi kesempatan besar bagi negara-negara di kawasan untuk menjadi yang terdepan dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs) di tingkat global.
“Internet economy Asia Tenggara sendiri diproyeksi oleh World Economic Forum (akan) mencapai 1 triliun dolar (sekitar Rp16.230 triliun) pada 2030,” kata Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.
Namun, dia menyoroti paradoks yang terjadi di kawasan, merujuk pada laporan PBB yang menyebut adanya keterlambatan Asia Pasifik untuk mencapai SDGs sampai 32 tahun hingga 2062 akibat COVID-19 dan konflik di berbagai belahan dunia.
Untuk itu, katanya, Indonesia mengedepankan pentingnya inovasi digital untuk mengatasi paradoks ini, yang akan diwujudkan melalui pengembangan digital dalam aspek pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat.
Sejalan dengan hal itu, Retno memaparkan tiga langkah kerja sama dalam kerangka UNESCAP, khususnya untuk mendorong inovasi digital secara inklusif di kawasan Asia Pasifik dalam mencapai target-target SDG.
Langkah pertama adalah pengembangan peta jalan digital terintegrasi.
Retno mengatakan lanskap digital di Asia Pasifik saat ini sangat terpecah. Perbedaan kesiapan nasional dan regional serta kapasitas regulasi disebutnya menciptakan halangan dalam mencapai inovasi digital regional.
Untuk itu, ujar dia, Asia Pasifik perlu mengembangkan peta jalan pengembangan digital untuk memfasilitasi pertukaran teknologi dan kebijakan, menjaring potensi negara-negara, serta menyelaraskan inisiatif yang ada di kawasan itu saat ini seperti di ASEAN dan APEC.
Langkah kedua adalah mempromosikan inklusivitas digital untuk menjembatani kesenjangan digital
“Saya menggarisbawahi adanya gender gap penggunaan internet di kawasan,” kata dia.
Dia menjelaskan bahwa pengguna internet perempuan jumlahnya lebih sedikit dari pengguna internet laki-laki.
“Selisihnya mencapai 264 juta jiwa, atau sekitar 6 persen. Selain itu, kualitas internet juga tidak merata, dan ada juga gap akses internet antara wilayah pedesaan dan terpencil dengan wilayah perkotaan,” paparnya.
Untuk itu, Retno mendorong negara-negara di kawasan tersebut untuk melakukan berbagai inovasi digital yang inklusif, termasuk dengan berinvestasi di perusahaan teknologi keuangan (fintech) dan usaha rintisan (startup) yang dipimpin oleh perempuan, mendorong peningkatan infrastruktur digital, dan memperluas akses untuk pelatihan literasi digital.
Langkah ketiga adalah memastikan penggunaan teknologi yang transformatif untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan.
“Saya sampaikan bahwa emerging technologies seperti AI (kecerdasan buatan) telah memberi warna baru pada hubungan antara teknologi dan geopolitik. Pengunaannya dapat menjadi force for good, atau sebaliknya menjadi niat jahat yang dapat memperdalam rivalitas global,” tutur dia.
Oleh karena itu, Retno menekankan pentingnya tata kelola regional untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dan memastikan kontribusi teknologi untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan yang dapat, pada akhirnya, meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sidang ke-80 Komisi UNESCAP kali ini bersifat strategis dengan mengangkat tema “Leveraging Digital Innovation for Sustainable Development in Asia and the Pacific".
Pertemuan ini menjadi momentum kerja sama negara-negara di Asia Pasifik untuk mendorong pemanfaatan inovasi digital guna mengakselerasi implementasi Agenda for Sustainable Development 2030.
Indonesia juga berperan aktif dalam mendorong pemajuan isu-isu pembangunan dalam pertemuan UNESCAP.
Tahun ini, Indonesia menginisiasi dan menjadi tuan rumah side event dengan tema “Accelerating Ocean-Based Climate Action" yang akan diselenggarakan pada 24 April 2024.
Di sela-sela sidang tersebut, Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Eksekutif UNESCAP Armida Alisjahbana.
Keduanya membicarakan kerja sama dan dukungan UNESCAP untuk beberapa inisiatif Indonesia seperti Ocean Policy Dialogue, World Water Forum ke-10, serta mendorong kerja sama ASEAN-UNESCAP dalam kerangka ASEAN Outlook on Indo-Pacific.
Baca juga: Pemkot Surabaya gandeng UNESCAP kembangkan ekosistem "smart city"
Baca juga: UNESCAP dorong pemerintah fasilitasi kesempatan kerja disabiilitas
Dalam Sidang ke-80 Komisi Ekonomi dan Sosial PBB (UNESCAP) di Bangkok, Thailand, pada Senin, dia mengatakan perkembangan positif itu seharusnya menjadi kesempatan besar bagi negara-negara di kawasan untuk menjadi yang terdepan dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs) di tingkat global.
“Internet economy Asia Tenggara sendiri diproyeksi oleh World Economic Forum (akan) mencapai 1 triliun dolar (sekitar Rp16.230 triliun) pada 2030,” kata Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.
Namun, dia menyoroti paradoks yang terjadi di kawasan, merujuk pada laporan PBB yang menyebut adanya keterlambatan Asia Pasifik untuk mencapai SDGs sampai 32 tahun hingga 2062 akibat COVID-19 dan konflik di berbagai belahan dunia.
Untuk itu, katanya, Indonesia mengedepankan pentingnya inovasi digital untuk mengatasi paradoks ini, yang akan diwujudkan melalui pengembangan digital dalam aspek pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat.
Sejalan dengan hal itu, Retno memaparkan tiga langkah kerja sama dalam kerangka UNESCAP, khususnya untuk mendorong inovasi digital secara inklusif di kawasan Asia Pasifik dalam mencapai target-target SDG.
Langkah pertama adalah pengembangan peta jalan digital terintegrasi.
Retno mengatakan lanskap digital di Asia Pasifik saat ini sangat terpecah. Perbedaan kesiapan nasional dan regional serta kapasitas regulasi disebutnya menciptakan halangan dalam mencapai inovasi digital regional.
Untuk itu, ujar dia, Asia Pasifik perlu mengembangkan peta jalan pengembangan digital untuk memfasilitasi pertukaran teknologi dan kebijakan, menjaring potensi negara-negara, serta menyelaraskan inisiatif yang ada di kawasan itu saat ini seperti di ASEAN dan APEC.
Langkah kedua adalah mempromosikan inklusivitas digital untuk menjembatani kesenjangan digital
“Saya menggarisbawahi adanya gender gap penggunaan internet di kawasan,” kata dia.
Dia menjelaskan bahwa pengguna internet perempuan jumlahnya lebih sedikit dari pengguna internet laki-laki.
“Selisihnya mencapai 264 juta jiwa, atau sekitar 6 persen. Selain itu, kualitas internet juga tidak merata, dan ada juga gap akses internet antara wilayah pedesaan dan terpencil dengan wilayah perkotaan,” paparnya.
Untuk itu, Retno mendorong negara-negara di kawasan tersebut untuk melakukan berbagai inovasi digital yang inklusif, termasuk dengan berinvestasi di perusahaan teknologi keuangan (fintech) dan usaha rintisan (startup) yang dipimpin oleh perempuan, mendorong peningkatan infrastruktur digital, dan memperluas akses untuk pelatihan literasi digital.
Langkah ketiga adalah memastikan penggunaan teknologi yang transformatif untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan.
“Saya sampaikan bahwa emerging technologies seperti AI (kecerdasan buatan) telah memberi warna baru pada hubungan antara teknologi dan geopolitik. Pengunaannya dapat menjadi force for good, atau sebaliknya menjadi niat jahat yang dapat memperdalam rivalitas global,” tutur dia.
Oleh karena itu, Retno menekankan pentingnya tata kelola regional untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dan memastikan kontribusi teknologi untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan yang dapat, pada akhirnya, meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sidang ke-80 Komisi UNESCAP kali ini bersifat strategis dengan mengangkat tema “Leveraging Digital Innovation for Sustainable Development in Asia and the Pacific".
Pertemuan ini menjadi momentum kerja sama negara-negara di Asia Pasifik untuk mendorong pemanfaatan inovasi digital guna mengakselerasi implementasi Agenda for Sustainable Development 2030.
Indonesia juga berperan aktif dalam mendorong pemajuan isu-isu pembangunan dalam pertemuan UNESCAP.
Tahun ini, Indonesia menginisiasi dan menjadi tuan rumah side event dengan tema “Accelerating Ocean-Based Climate Action" yang akan diselenggarakan pada 24 April 2024.
Di sela-sela sidang tersebut, Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Eksekutif UNESCAP Armida Alisjahbana.
Keduanya membicarakan kerja sama dan dukungan UNESCAP untuk beberapa inisiatif Indonesia seperti Ocean Policy Dialogue, World Water Forum ke-10, serta mendorong kerja sama ASEAN-UNESCAP dalam kerangka ASEAN Outlook on Indo-Pacific.
Baca juga: Pemkot Surabaya gandeng UNESCAP kembangkan ekosistem "smart city"
Baca juga: UNESCAP dorong pemerintah fasilitasi kesempatan kerja disabiilitas
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: