Menkeu RI menggali pengembangan kerja sama dengan Bank Dunia
22 April 2024 17:57 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Vice President EAP (East Asia and Pacific) World Bank Group Manuela Ferro di tengah rangkaian agenda World Bank-IMF Spring Meeting, di Washington DC, Amerika Serikat (AS). ANTARA/HO-Kementerian Keuangan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati menggali potensi pengembangan kerja sama dengan Bank Dunia melalui Vice President EAP (East Asia and Pacific) World Bank Group Manuela Ferro, di tengah rangkaian agenda World Bank-IMF Spring Meeting di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
“Kami membicarakan sejumlah proyek eksisting World Bank di Indonesia, termasuk berbagai potensi area pengembangan kerja sama ke depannya,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.
Bendahara Negara Republik Indonesia (RI) itu mengungkapkan isu-isu utama seperti pembangunan infrastruktur transportasi, energi, ketahanan pangan, dan pengairan menjadi fokus pembahasan keduanya.
Selain itu, Sri Mulyani dan Manuela Ferro juga membahas upaya peningkatan layanan kesehatan di Indonesia serta jaring pengaman sosial untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat.
Sri Mulyani menghadiri IMF Spring Meetings di Washington DC.
Salah satu kegiatan yang dihadiri Menkeu adalah IMF Fiscal Forum, dengan Sri Mulyani menjadi panelis bersama dengan First Deputy Managing Director IMF Gita Gopinath, Menteri Keuangan Chile Mario Marcel, dan Director General for Economic and Financial Affairs European Commission Maarten Verwey.
Pada kegiatan tersebut, Menkeu RI itu membagikan pengalaman Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.
Sri Mulyani mengatakan kebijakan tidak bisa dilepaskan dari diskresi, termasuk saat krisis. Hal itu juga dilakukan oleh Indonesia.
Contohnya ialah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tidak diizinkan melebihi tiga persen dalam satu tahun fiskal. Diskresi tersebut merupakan bentuk respons atas pandemi yang terjadi dan hanya diizinkan berlaku selama tiga tahun.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga menjadi pembicara pada sebuah panel bertajuk “Transforming Challenge into Action: Expanding Health Coverage for All”.
Menkeu RI menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan, sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan setara.
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI resilien di tengah gejolak perekonomian global
Baca juga: Bank Dunia: Ekonomi RI masih tumbuh di tengah ketidakpastian global
“Kami membicarakan sejumlah proyek eksisting World Bank di Indonesia, termasuk berbagai potensi area pengembangan kerja sama ke depannya,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, di Jakarta, Senin.
Bendahara Negara Republik Indonesia (RI) itu mengungkapkan isu-isu utama seperti pembangunan infrastruktur transportasi, energi, ketahanan pangan, dan pengairan menjadi fokus pembahasan keduanya.
Selain itu, Sri Mulyani dan Manuela Ferro juga membahas upaya peningkatan layanan kesehatan di Indonesia serta jaring pengaman sosial untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat.
Sri Mulyani menghadiri IMF Spring Meetings di Washington DC.
Salah satu kegiatan yang dihadiri Menkeu adalah IMF Fiscal Forum, dengan Sri Mulyani menjadi panelis bersama dengan First Deputy Managing Director IMF Gita Gopinath, Menteri Keuangan Chile Mario Marcel, dan Director General for Economic and Financial Affairs European Commission Maarten Verwey.
Pada kegiatan tersebut, Menkeu RI itu membagikan pengalaman Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.
Sri Mulyani mengatakan kebijakan tidak bisa dilepaskan dari diskresi, termasuk saat krisis. Hal itu juga dilakukan oleh Indonesia.
Contohnya ialah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tidak diizinkan melebihi tiga persen dalam satu tahun fiskal. Diskresi tersebut merupakan bentuk respons atas pandemi yang terjadi dan hanya diizinkan berlaku selama tiga tahun.
Sebelumnya, Sri Mulyani juga menjadi pembicara pada sebuah panel bertajuk “Transforming Challenge into Action: Expanding Health Coverage for All”.
Menkeu RI menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan, sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan setara.
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi RI resilien di tengah gejolak perekonomian global
Baca juga: Bank Dunia: Ekonomi RI masih tumbuh di tengah ketidakpastian global
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: