Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan edukasi tentang arbovirus atau virus yang ditularkan lewat gigitan serangga penting bagi ibu rumah tangga, karena mereka adalah dokter pertama bagi keluarga.

"Jika suami sakit, yang pertama akan merawatnya adalah sang istri. Jika anak-anakmu sakit, dokter keluarga pertama adalah sang istri. Kalau kucing dan anjing anda sakit, yang akan merawat mereka adalah sang istri, bukan si suami," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Arbovirus Summit yang disiarkan di kanal YouTube resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Senin.

Menkes mengatakan Indonesia memiliki 1,5 juta kader posyandu yang tersebar pada 85 ribu desa, yang memiliki pengetahuan tentang penanganan arbovirus. Namun dia berharap pengetahuan itu juga dapat diteruskan ke 80 juta ibu rumah tangga.

Baca juga: Menkes sebutkan sejumlah upaya penting guna tekan arbovirus

Hal itu, menurutnya, tepat karena ibu rumah tangga adalah penyayang serta tidak meminta biaya dari pemerintah dalam merawat anggota keluarga, berbeda dengan rumah sakit.

Menkes menjelaskan edukasi tersebut dapat diberikan melalui berbagai platform media sosial yang kerap mereka akses serta perkumpulan keagamaan yang mereka ikuti.

Menkes mencontohkan biasanya ibu rumah tangga yang tergolong kaum urban suka membuka Instagram, sehingga edukasi tentang Dengue yang disebarkan oleh jenis nyamuk yang hidup di kota, diperlukan.

"Kalau anda buka Facebook, berarti anda tinggal di pedesaan. (Di) Pedesaan, anda terpapar malaria. Ini adalah nyamuk desa," kata Menkes Budi.

Baca juga: Menkes jadikan Arbovirus Summit bukti pentingnya wolbachia

Menurut Menkes, edukasi adalah hal terpenting dalam penanganan arbovirus, karena dengan edukasi, orang dapat berubah dan mengadopsi gaya hidup lebih sehat.

"Saya sangat percaya bahwa cara terbaik melakukan intervensi kesehatan adalah dengan mencegah daripada mengobati. Itu lebih murah dan juga (membuat) kualitas hidup yang lebih baik," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Selain edukasi, lanjutnya, upaya-upaya lain adalah kontrol faktor, surveilans yang kuat, serta pengembangan vaksin.

Baca juga: Sejumlah anak di Jembrana terserang meningitis, arbovirus