Ketua Tim Transplantasi Hati dari RSCM Prof Hanifah Oswari dalam keterangan di Jakarta, Minggu, mengatakan persiapan tindakan membutuhkan waktu yang cukup panjang, meskipun RSCM berpengalaman dalam melakukan operasi transplantasi hati sejak 2010.
"Ada proses untuk menilai bagaimana seorang donor ini betul-betul dalam kondisi baik dan dia tidak dalam kondisi tidak bisa memutuskan. Jadi, ada tim advokasi yang menilai apakah donor ini layak menjadi donor dan tidak ada proses jual beli di situ," katanya.
Baca juga: RSCM pastikan pendonor transplantasi hati bisa hidup normal dan sehat
Ia menyatakan pihaknya memastikan pasien dalam kondisi stabil pascaoperasi. Kendati demikian, tim medis RSCM terus memantau perkembangan kondisi kesehatan pasien maupun pendonor.
Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk memastikan pasien dalam kondisi sehat setelah operasi dan dapat hidup lebih panjang, tidak hanya setahun, tetapi hingga lima sampai sepuluh tahun dan seterusnya.
"Kami menilai angka keberhasilan dari satu tahun, bagaimana dia bisa hidup setelah transplantasi. Saat ini, tingkat keberhasilan one year survival rate transplantasi hati di RSCM sudah mencapai 82 persen," ujarnya.
Persentase tersebut, lanjut Hanifah, sudah setara dengan capaian rumah sakit lain di Asia seperti Jepang dan Singapura, yang menunjukkan bahwa layanan transplantasi hati di RSCM telah mengalami kemajuan yang luar biasa dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Pada masa mendatang, ucap dia, RSCM akan terus meningkatkan kemampuan agar dapat melaksanakan operasi transplantasi hati secara mandiri, sembari terus melakukan pengampuan terhadap rumah sakit di daerah agar mampu melakukan tindakan transplantasi hati.
Baca juga: RSCM kembali sukses lakukan transplantasi hati pada pasien dewasa
Baca juga: Dokter ungkap panduan makan sehat, jaga gula darah stabil usai Lebaran