Menko Luhut bidik Sulteng untuk kembangkan potensi ekspor durian
21 April 2024 21:30 WIB
Kepala Barantin Sahat M Panggabean melakukan kunjungan rumah kemas PT FXX di Kabupaten Parigi Moutong untuk memastikan persyaratan yang diminta oleh Pemerintah Tiongkok, Selasa (20/2/2024). ANTARA/Kristina Natalia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membidik Sulawesi Tengah untuk mengembangkan potensi ekspor komoditas durian bersama China.
“Durian ini jangan dianggap enteng. Sekarang kita cari tempatnya, kita lihat di Sulawesi Tengah ada lahan bisa untuk durian,” ujar Luhut sebagaimana dipantau melalui akun instagram resminya luhut.pandjaitan di Jakarta, Minggu.
Luhut mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai durian bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi berlangsung ketika mereka sedang makan malam.
“Mereka (China) impor durian itu sampai 8 miliar dolar AS. Bisa bayangkan kalau misalnya Sulawesi Tengah bisa ekspor 500 juta dolar AS saja, itu berapa banyak petani yang dapat,” kata dia.
Sebesar 100 ribu dolar AS saja, tutur Luhut melanjutkan, sudah setara dengan Rp1 triliunan. Menurut Luhut, masyarakat di Sulawesi Tengah dapat menjadi lebih sejahtera dengan mengekspor durian senilai Rp1,5 triliun.
Baca juga: Menko Luhut segera bentuk tim untuk kereta cepat Jakarta–Surabaya
Baca juga: Menko Luhut ungkap China bersedia kembangkan pertanian di Kalteng
“Itu akan membuat kesejahteraan di sana (Sulawesi Tengah). Luar biasa,” ucap dia.
Lebih lanjut, Luhut juga mengatakan bahwa dirinya bersama Wang Yi juga membahas mengenai kerja sama riset di bidang hortikultura antara Indonesia dengan China.
Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mempersiapkan fasilitas riset tersebut di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Luhut mengimbau generasi muda Indonesia untuk turut terlibat dalam kerja sama riset antarnegara tersebut.
“Untuk kita melihat nanti yield daripada cabai, kemudian bawang putih, kentang, semacam itu. Harus ada mitra lokal,” kata Luhut.
Menurut dia, dengan kolaborasi dalam adopsi modelling China di bidang riset dan teknologi pertanian, serta penguatan kualitas produk pertanian, terutama untuk padi, tanaman hortikultura, dan buah-buahan terutama durian, Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan yang mendesak.
“Saya pikir, kalau ekosistem ini dibangun, saya kira akan bagus,” kata Luhut.
Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait hasil dari Pertemuan Ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI–RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/4).
Selain kerja sama di bidang agrikultur, Luhut juga membahas kerja sama di bidang transportasi dan kemaritiman.
Baca juga: Menko Luhut tegaskan kerja sama Indonesia-China semakin kuat
Baca juga: Menko Luhut ungkap Apple tertarik investasi bidang AI di IKN
“Durian ini jangan dianggap enteng. Sekarang kita cari tempatnya, kita lihat di Sulawesi Tengah ada lahan bisa untuk durian,” ujar Luhut sebagaimana dipantau melalui akun instagram resminya luhut.pandjaitan di Jakarta, Minggu.
Luhut mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai durian bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi berlangsung ketika mereka sedang makan malam.
“Mereka (China) impor durian itu sampai 8 miliar dolar AS. Bisa bayangkan kalau misalnya Sulawesi Tengah bisa ekspor 500 juta dolar AS saja, itu berapa banyak petani yang dapat,” kata dia.
Sebesar 100 ribu dolar AS saja, tutur Luhut melanjutkan, sudah setara dengan Rp1 triliunan. Menurut Luhut, masyarakat di Sulawesi Tengah dapat menjadi lebih sejahtera dengan mengekspor durian senilai Rp1,5 triliun.
Baca juga: Menko Luhut segera bentuk tim untuk kereta cepat Jakarta–Surabaya
Baca juga: Menko Luhut ungkap China bersedia kembangkan pertanian di Kalteng
“Itu akan membuat kesejahteraan di sana (Sulawesi Tengah). Luar biasa,” ucap dia.
Lebih lanjut, Luhut juga mengatakan bahwa dirinya bersama Wang Yi juga membahas mengenai kerja sama riset di bidang hortikultura antara Indonesia dengan China.
Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mempersiapkan fasilitas riset tersebut di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Luhut mengimbau generasi muda Indonesia untuk turut terlibat dalam kerja sama riset antarnegara tersebut.
“Untuk kita melihat nanti yield daripada cabai, kemudian bawang putih, kentang, semacam itu. Harus ada mitra lokal,” kata Luhut.
Menurut dia, dengan kolaborasi dalam adopsi modelling China di bidang riset dan teknologi pertanian, serta penguatan kualitas produk pertanian, terutama untuk padi, tanaman hortikultura, dan buah-buahan terutama durian, Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan yang mendesak.
“Saya pikir, kalau ekosistem ini dibangun, saya kira akan bagus,” kata Luhut.
Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait hasil dari Pertemuan Ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI–RRT di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/4).
Selain kerja sama di bidang agrikultur, Luhut juga membahas kerja sama di bidang transportasi dan kemaritiman.
Baca juga: Menko Luhut tegaskan kerja sama Indonesia-China semakin kuat
Baca juga: Menko Luhut ungkap Apple tertarik investasi bidang AI di IKN
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: