Jakarta (ANTARA News) - Salah satu kandidat calon Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahfud MD mengaku "sumringah" mendengar kabar bahwa dirinya menjadi salah satu yang diinginkan Partai Golkar mendampingi Aburizal Bakrie dalam Pilpres 2014.

"Ya senang lah, berarti saya semakin dihitung dalam kancah politik, saya berterima-kasih atas pinangan itu," ujar Mahfud dalam Seminar "Indonesia Menjawab Tantangan Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang", Jakarta, Selasa petang.

Namun, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu buru-buru menambahkan bahwa semua masih wacana dalam dinamika politik, termasuk "pinangan" dari Partai Golkar itu. Wacana pemasangan Ical-Mahfud itu masih dalam proses yang belum menemukan titik temu atau kesimpulan.

"Presidennya Ical (sapaan Aburizal), saya wakilnya, ya tidak juga langsung seperti itu," kata dia.

Menurut Mahfud, dirinya masih mengonsolidasikan kekuatan bersama PKB untuk berkompetisi dalam Pemilu 2014. Dia mengaku sudah mantap dengan kendaraan politik PKB. Jika dia berpindah partai politik, untuk maju dalam Pemilu, Mahfud mengatakan, itu sama saja mempermalukan diri sendiri.

"Mau taruh dimana muka saya, maju kok dengan partai lain," ucapnya.

Ketokohan Mahfud di PKB juga menjadi alasan kuat dirinya untuk terus optimistis bersaing dengan kandidat Calon Presiden lainnya dari PKB seperti Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan juga penyanyi dangdut Rhoma Irama.

"Jangan dikatakan satu kandidat paling kuat. Biar dari sisi PKB-nya kampanyenya akan makin bagus," katanya.

Nama Mahfud mencuat sebagai pendamping Ical. Hal itu juga mengemuka saat Rapat Pimpinan Nasional Partai berlambang Pohon Beringin itu beberapa hari yang lalu. Bahkan, selain Mahfud, Golkar juga menginginkan kader PKB lain, yakni Khofifah Indar Parawansa.

Selain Mahfud dan Khofifah, beberapa calon lainnya, di antaranya adalah peserta konvensi Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang diincar sebagai pendamping Ical.

Golkar akan memutuskan siapa calon wapresnya setelah melihat hasil Pemilu Legislatif (Pileg) pada April 2013. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengusulkan diadakannya Rapimnas kembali setelah Pileg untuk menentukan pasangan pemimpin dari Partai Golkar.(*)