Soe (ANTARA News) - Usianya baru 13 tahun, tapi Ronald Magang, siswa SMP Kristen 1 Amanuban Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah dipercaya untuk mempromosikan dan mengajarkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) kepada teman-temannya di Desa Tetaf.

"Dulu anak-anak di sini sering kena penyakit diare. Kami tidak tahu bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat," kata Ronald di sela acara deklarasi 362 desa STBM di lapangan Desa Tetaf, Kecamatan Kuatnana, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Selasa, yang juga dihadiri Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

Lima pilar STBM tersebut yakni menghentikan kebiasaan buang air besar di sembarang tempat, membudayakan cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan rumah tangga, mengelola sampah, dan mengelola limbah rumah tangga.

Ia menceritakan, sebelum mengenal dan menerapkan STBM, banyak warga desa yang buang air di sembarang tempat dan banyak rumah yang tidak memiliki WC.

"Kalau berjalan di kebun, saya sering menginjak tahi. Bau sekali," katanya.

Namun, ujarnya, sejak setahun lalu ada perubahan yang terjadi ketika lima pilar STBM mulai gencar disosialisasikan di desanya yang didukung oleh Plan Indonesia.

Ia mendapat banyak pengetahuan tentang pola hidup bersih dari kader-kader desa atau sanitarian STBM. Kini, ia pun "mendapat tugas" untuk menularkan pengetahuan itu kepada teman-temannya.

"Kami diajarkan pola hidup bersih dan sehat. Tidak ada lagi warga yang BAB sembarangan," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan teman sebaya Ronald, Yusmira Tasekeb. Siswa SMP Laob itu mengatakan ia diajarkan untuk mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan menerapkannya.

"Dulu kalau cuci tangan langsung celupkan saja tangan ke bak. Tidak tahu kalau itu malah meninggalkan kumat di air dalam bak," ujarnya.

Sementara itu sebanyak 362 desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara telah berkomitmen untuk melaksanakan lima pilar STBM.

Perbaikan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat di NTT membawa dampak positif dengan menurunnya jumlah penderita diare.

Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten se-provinsi NTT menunjukkan jumlah penderita diare pada 2011 tercatat sebanyak 105.201 jiwa dan pada 2012 menurun menjadi 62.028 jiwa.